Tuan muda Dravinda tertegun ketika kembali kerumah, kondisi sangat menggetirkan baginya, kepanikan sontak menggurat di wajahnya.
Sebabnya oleh raungan, jeritan, pekikan, amukan si kenes Arvin yang keras, sang ibu hanya mematung memperhatikan, membiarkan anak nakalnya melepaskan jeritan tangis hati tak puas itu, sesuatu yang telah membuatnya kecewa sampai tantrum menjadi jadi seperti ini.
"Arvin kenapa Tin? Kok di biarkan dia nangis jerit jerit kayak gitu?" Sergah Vin terhadap sang adik. Matanya tertoleh menuju Arvin yang tengah mengamuk didalam playground.
"Selama dia tidak melukai dirinya sendiri, is okay jangan khawatir" jawab Tin dengan tenang.
"Tapi kasian dia nangis nyaris kejang kejang kayak gitu?"