Lutut beserta kaki pria muda berbusana serba hitam gemetar, sementara wajahnya memucat, bibirnya bergumam penuh rasa getir.
"Ssss.... Saaa.. saya gak tau menahu soal ini bos!" Ungkapannya yang terbata bata, di belakang tuan muda Dravinda yang tengah mendekap tubuh Tanisha dalam kondisi bersimbah darah di bagian dada sebelah kirinya. Di susul oleh mata yang terpejam.
Vin termangu seperti patung, air mata nya gugur deras saling kejar kejaran menuju rahang tegasnya.
Dia diam tak bergeming, kedua tangan yang sudah berlumuran darah. Memangku tubuh Tanisha kedada bidangnya, kemeja Vin ikut berlumuran darah.
"Nona, sudah tiada bos.... Nona.... Nona... Bos... Nona...." Raungan sang asisten membuat Vin tersentak sadar.
"Diam bangsat, cepat bawa istri ku bawa dia cepat, bawa dia..." Vin masih sanggup bernada tegas sekalipun bergetar sekujur tubuhnya. Nyaris punah seluruh nafasnya.