Vin kembali setelah matahari terbenam, tak ada satupun tentengan di tangan padahal sebelum pergi sang istri sempat menitipkan sesuatu padanya, tidak biasanya semarah apapun dia sedingin apapun hubungan nya jika sang istri berpesan dia pasti sempatkan.
Hal ini tentunya sangat membuat sang istri semakin mengiba hati, meskipun keinginannya sudah di penuhi oleh sahabatnya, namun bagi seorang istri apapun yang penting pemberian suaminya sangatlah sesuatu yang berharga.
Vin menyelonong dingin memasuki kamar, Tanisha berkaca kaca melihat tangannya yang ternyata kosong.
Meskipun begitu dia berusaha untuk tetap tenang dan tegar, mengikuti langkah sang suami dari belakang.
"Vin..." Sapanya.
"Why?" Jawab sang suami, tak menghentikan langkahnya, langsung menyelonong menuju ruangan ganti hendak mengganti bajunya.
"Dari mana seharian ini?" Tanisha bertanya ragu ragu.
"Biasalah kantor" Vin menjawab sembari melepaskan kemejanya.
Melilitkan handuk di pinggangnya lantas membuka celana.
