Meskipun sang suami bersikap dingin terhadapnya, tidak pula menjelaskan kenapa dia bisa babak belur seperti itu, namun Tanisha tetap bersikukuh mengobati setiap luka memar yang ada di tubuh sang suami.
"Walau bagaimanapun juga kamu itu suami aku Vin, wajarlah aku ngobatin kamu" omelnya sembari mengoleskan obat di wajah dan juga juga perut sang suami.
Vin hanya menyeringai tak ada jawaban apapun dari bibirnya.
Sentuhan seorang istri yang sebenarnya sangat nyaman, apalagi di obati dengan lembutnya perhatian rasanya membuatnya sedikit terlena dan terharu, namun mengingat janjinya bersama sang teman beberapa saat lalu mengharuskan dirinya mendingin tak seleluasa dulu dalam menyentuh istrinya itu.
"Apa sih yang terjadi dengan mu? Kau habis bertumbuk dengan siapa? Vin biasanya gak pernah bersikap sok jagoan begini?" Tanisha kembali mengoceh setelah selesai mengobati.
"Persetan dengan siapa aku berantem, bukan urusan mu" ketusnya.