"Ok! Thanks Al!!!"
Tuan muda Dravinda melangkah nanap dalam kondisi tak tegas, mengarah kedalam kamar, menatap sendu wanita yang tengah beristirahat di kasur dalam kondisi mata yang terpejam.
"Cepatlah pulih, kuat kembali Tan, bahagia ini bukan milik kita, tapi milik kamu dan dia, selama ini titik terpuruk terlalu sering ku lewati, tapi pada titik ini aku tidak dapat lagi membayangkan kalau mengikhlaskan adalah titik tertinggi dari mencintai, karna aku tidak sanggup Tan, terus berada di samping kamu tanpa melakukan apapun aku melihat hanya ada penderitaan disana, sakit setiap kali melihat kamu Tan, mungkin memang itu jalan yang terbaik, Altan lebih pantas dampingi kamu, dari dulu sekarang dan nanti, pada akhirnya aku mengakui kalau aku adalah pecundang"
Vin mulai berkemas, mengumpulkan helaian demi helaian pakaian menyusun kedalam koper besar.