Tanisha tersenyum miring menanggapi saran dari sang asisten.
"Hm, berpisah belum tentu saya bisa bahagia Abla" timpalnya.
"Ya apalagi masih di pertahankan, nona sangat begitu kuatnya mempertahankan dia, tapi lihatlah dia meresahkan???" Ketus sang asisten dengan bibir yang meruncing runcing.
"Meresahkan? Haha!!?" Tanisha malah tertawa renyah, kembali menggigit apelnya.
Sang asisten mencerungut komat kamit, bisa bisanya di tengah teruk pahitnya Tanisha masih sanggup tertawa sangat lebar.
Hati apa yang dimiliki oleh wanita satu ini? Pikir sang asisten.
Tanisha beranjak kemudian setelah menghabiskan buah apelnya.
"Jangan lupa kunci semua pintu balkon ya Abla" titahnya sebelum gegas kembali ke kamarnya.
"Siap nona..."
Wanita itu lantas gerak cepat lakukan tugasnya.
Perlahan lahan Tanisha kembali memasuki kamar, jam di meja menunjukkan pukul 04 pagi, sebentar lagi subuh akan menjelang bumi Istanbul.