Tuan muda Dravinda rupanya juga belum jera dalam menyakiti istrinya, meskipun semua sudah terbukti wanita itu tidak bersalah.
Hanya karna tidak terima adiknya di lukai oleh seorang pria demi membela sang istri, serta kepastian bahwa sebenarnya yang menabrak Asha tidak bisa di pungkiri dialah Tanisha.
Hati sekeras batunya sikap dendam yang sulit sekali mencair dari dalam dirinya membuat Tuan muda Dravinda menutup mata dari semua kebenaran yang ada meskipun begitu Tanisha bertekad.
"Selama bukan dengan wanita lain, selama belum kutemukan dia menyakitiku dengan wanita manapun, aku sanggup bertahan sampai dendamnya benar benar sirna, aku gila memang gila, segila ini demi cintaku, cemburu ku juga gila, aku bahkan cemburu dengan arloji yang selalu melekat di pergelangan tangannya di bawa kemanapun dia pergi, segila ini rasa cemburuku, aku mamang pencemburu!"