Memang sangat sakit mendengar ungkapan yang barusan di katakan oleh suaminya, namun Tanisha tetap berusaha mengeraskan hatinya, bertingkah sekuat baja, meskipun rahangnya masih terasa sakit bekas cengkraman tangan pria itu.
Sekalipun ucapannya bohong, tapi tetap saja terlalu sakit ketika dia mengatakan hatinya tertuang untuk wanita lain, meskipun wanita itu saat ini sudah tiada.
"Maafkan aku jika aku cemburu Rindu, aku tidak rela suamiku mencintai wanita lain selain aku, maafkan ketamakan ku ini, maafkan aku Rindu, aku cemburu Rindu aku cemburu" batinnya. Tak di sengaja air mata meleleh di sela sela kelopak mata kebiruannya yang bercahaya indah.
Vin tertegun, lantas menarik nafas dalam dalam lalu menghembuskan dengan kasarnya.
"Sekarang katakan padaku, dimana kau menyembunyikan Arkandra?" Vin kembali membentaknya dengan kedua telapak tangan yang tengah meremas kedua lengan kecilnya Tanisha.