Vindra menggeleng sendu, hingga pada akhirnya tenggelam di pelukan istrinya, menarik nafas berat kuat kuat, meremas jemarinya, hingga mengusap usap punggung istrinya.
Malam telah larut, separuh malam pun mungkin telah terlewati, namun kedua mata tuan muda Dravinda tetap mencalang tidak sedikitpun mau terpejamkan.
Dia terus saja menatap istrinya yang bahkan sudah terlelap pulas satu selimut dengannya.
Bayang bayang Asha kini hadir sebagai racun yang paling berbisa sekejap membunuh nurani yang sempat bergelayut di hatinya.