Tanisha memang wanita naif, berprasangka lewat hati, namun bersikap seperti tanpa naluri, logika, attitude sangat minim selama ini itu yang terjadi di dalam hidupnya, pandangan orang lain terhadap dirinya.
Dia berteori lewat sebuah pare, buah pahit sejuta khasiat.
Baginya suaminya itu ibarat pare, dia sangat pahit, susah untuk ditelan, tapi sesungguhnya itulah yang sebenarnya di butuhkan oleh tubuhnya.
Makannya selama ini mental sekuat baja hidup mekar di dalam jiwanya semenjak memutuskan diri menjadi pengantin bagi pria itu.
Meskipun di hujam ratusan kali, disakiti dengan cara sembunyi sembunyi, di porak porandakan harapannya, disia siakan hidupnya, bahkan di permalukan dihadapan dunia dengan cara yang sangat menakjubkan, Tanisha tetap bertahan.
Bukan dia bodoh, hanya terkadang perlu perjuangan menuju sesuatu yang di yakini.