Mendengar penuturan demikian, sontak saja bibir Tin menyunggingkan senyuman remeh, menyudahi segera makanannya.
Sampai terakhir dia menikmati dessert, berupa cupcake cantik berwarna keemasan.
Pria itu tampak berdiri ke arahnya, mengulurkan satu tangan nya, Tin tergerinyit kaget, lantas meletakkan kembali piring dessert nya yang sayang sekali tidak di habiskan.
Karna dia terpesona ketampanan pria yang berada di hadapan nya.
"Sesekali nikmati keindahan ini dengan berdansa" ucap nya.
Tin sampai mengkerutkan dahinya, merasa ini sudah melebihi sekedar keterlaluan namun wajah tampan yang tengah menatap nya dengan teduh sangat sayang untuk dilewatkan, dengan perasaan grogi dia berusaha meraih jemari itu membalasnya, lantas berdiri di hadapan nya.
Tidak terbayangkan bagaimana susahnya dia melepaskan rasa ini, ini terlalu mencekiknya, degupan jantung yang tak berirama jelas, seperti tawuran di dalam hati sana.