"Eh jangan pergi, belum selesai"
Vin menangkap pergelangan halusnya Tanisha, untuk mencegah nya turun dari ranjang.
"Apa kau gila hah, kau tidak dengar ada yang ngetuk pintu?"
"Paling si Ros gila?" Ketusnya dengan bibir mengerucut.
Tanisha beringas menggigit keras punggung tangan yang melilit di pergelangan kecilnya, sehingga pria itu terpekik, akhirnya cekalan pun terlepas, dia berhamburan turun tergesa gesa membetulkan kembali jubah tidurnya.
"Aww, sakit Tan??" Ringis pria itu sembari mengibas ngibaskan tangan nya. Tanisha pun tersenyum miring sambil melangkah menuju arah pintu kamar.
Memegang handle mahal itu memutar nya, dan benar saja ketika pintunya terbuka dugaan Vin ternyata benar dia adalah sosok asisten yang belakangan menjadi terfavorit bagi Tanisha sendiri yang entah sebab apa, mungkin karna rasa percaya diri wanita itu yang selangit, sementara bagi suaminya sendiri wanita itu merupakan seorang asisten toxic yang sangat menyebalkan patut di musnahkan.