Setelah mendapatkan telepon berupa ancaman demikian, entah apa isi ancaman tersebut, yang terjelas tuan muda Dravinda sampai kelimpungan kehilangan arah, ketika ancaman tersebut mengenai hal yang menyangkut tentang kebenaran terhadap istrinya.
Dia memilih mendatangi pria yang di anggap nya sebagai sekutu lantaran cara yang lain di rasanya tidak meyakinkan, apalagi sosok yang bisa membuat rencana ini lancar meluncur tepat sasaran ternyata sudah menghilang bak di telan bumi, tidak ada satupun yang mengetahui kemana arah sosok itu saat ini.
Dia lah nyonya Arkandra, yang telah di sembunyikan jauh oleh putri tirinya sendiri, entah dimana tempat itu berada?
Sore ini kendaraan milik tuan muda Dravinda mendarat di sebuah warung makan, tempat pertama kali dirinya menemui preman itu sebelum terjadinya kongkalikong di antara mereka.