Setitik embun menitik di ujung daun talas, pagi yang cukup cerah, awan hitam tampak menepi, Surya tersenyum lembut menyapa bumi.
Entah seperti apa sinarnya pagi, seperti apa gelapnya malam, Tanisha tak lagi dapat merasakan, dirinya hanya bisa bergulung diri dari Balik jeruji besi, gaun biru masih melekat di badan.
"Tidak ada cinta, mommy Arkandra benar ternyata aku memang sendirian, pundak apa yang kau berikan kepada ku Tuhan, sehingga aku masih bisa sanggup bertahan di tengah beban seberat ini?"
Hatinya menyampaikan lara itu lewat mata yang terpejam.
Nestapa menimpa bertubi-tubi seakan tiada habisnya rasa ini, sudah mengering keringat di badan, sudah puluhan detak jam berdenting, puluhan waktu terlewati.
Nyaris seminggu disini tanpa ada kejelasan, kepastian, seakan pihak disini ikut terlibat memperdaya dirinya, seakan sebuah permainan semata teori hatinya mengatakan demikian.