Entah kenapa semenjak kejadian gelas berdengking hingga menghinggapi punggung kaki, nona Dravinda merasa resah sendiri.
Satu suami, dua ayah hanyalah sosok demikian yang ada di benaknya saat ini, entah kenapa celaka rasanya hati mengenang hal buruk yang akan terjadi.
Perasaan buruk membabi buta sana sini, dia membawanya untuk curhat lewat diary, namun entah kenapa tangan rasanya gemetar, gemuruh jantung seakan lebih terasa kuat, rasanya akan ada kapal yang tenggelam di tengah lautan.
Ataupun pesawat terbang yang meledak di udara, atau kendaraan darat yang loncat ke jurang, entahlah segalanya campur aduk ia rasakan.
Berkali kali dirinya tampak menyeka air mata, memegangi dadanya yang sesak, mengatur nafasnya berulang kali.
"Daddy, Tan kangen" tertulis oleh ny di kertas berwarna merah muda, lewat tulisan tinta merah, entah kenapa ada tinta merah yang tergores olehnya hari ini bak firasat yang berusaha di sanggah.