Chereads / REY: POSSESSIVE BOYFRIEND / Chapter 13 - POSSESSIVE - Zona Toxic

Chapter 13 - POSSESSIVE - Zona Toxic

Di dalam kelas banyak murid yang sedang merapikan peralatan belajar yang sudah mereka gunakan, tapi tak sedikit juga yang sudah keluar dari kelasnya, karena sudah merasakan yang namanya bosan.

Retta juga sekarang tengah memasukkan buku yang sudah dia gunakan ke dalam tasnya. Dengan santai Retta membuka handphone-nya setelah dia mengetahui kalau ada sebuah pesan masuk.

[Gue ada di depan Kelas lo, istirahat sama gue. Jangan sama cowok lain.]

Retta begitu membelalakkan matanya saat dia membaca pesan dari cowok yang sekarang sudah resmi berstatus sebagai pacarnya. Retta tidak pernah mengira sebelumnya kalau Rey cukup posesif dalam hal ini.

"Ta Kantin kuy," ajak Delis setelah dia bangkit dari tempat duduknya.

Dengan santai cewek bertubuh imut dengan rambut curly menganggukkan kepalanya. "Iya, yuk Kantin." Sea juga ikut mengajak Retta untuk pergi ke Kantin bersama.

Retta kebingungan setelah mendengar ajakan dari kedua temannya. "Gue kali ini gak sama kalian," jawab Retta dengan nada yang cukup ragu.

"Lo mau sama siapa? Gak mungkin sama Arkan kan?" Sea begitu mempertanyakan hal ini.

Sea tahu kalau Retta sekarang sudah tidak ada sebuah hubungan apa pun dengan Arkan, sehingga cukup tidak mungkin kalau Retta sekarang akan ke Kantin bersama dengan Arkan.

"Retta, ada cowok yang nunggu lo tuh di luar." Seseorang berteriak saat baru saja masuk ke Kelas.

"Oh, iya. Bentar juga gue mau keluar kok."

"Lo mau ke Kantin sama siapa?" Delis bertanya akan hal itu, karena dia cukup penasaran dengan semua ini. Tatapan mata Delis begitu serius ketika menanyakan dengan siapa Retta akan pergi ke Kantin.

Retta menatap balik temannya. "Rey."

Kedua bola mata Delis dan juga Sea membelalak. "Cowok baru yang waktu itu tanding basket sama Arkan bukan?" tanya Sea dengan volume yang begitu kencang.

Retta menganggukkan kepalanya.

"Lo sama dia ada hubungan atau apa?" tanya Sea yang merasa penasaran dengan semua ini.

"Lo yakin Ta ingin menjalin kembali hubungan dalam waktu yang dekat setelah semua yang sudah terjadi kemarin, apalagi sama cowok baru?" tanya Delis yang benar-benar tidak percaya dengan hal ini.

Di sini Delis bukan hanya tidak percaya, tapi dirinya masih merasa seperti trauma dengan yang sudah terjadi kemarin. Dirinya cukup tahu Retta itu seperti apa, sehingga saat Retta diperlakukan seperti itu, maka dia cukup tidak menyangka.

"Apa lo gak takut kalau hal kemarin kembali terulang lagi, terlebih dia juga kan jadi inceran banyak cewek? Kayaknya dia juga bakalan jadi most wanted Garuda Ta," lanjut Sea yang cukup ketakutan.

Mendengar apa yang sudah teman-temannya ucapkan, Retta sendiri malah semakin teringat akan hal tersebut dan sekarang dia merasa cukup takut akan hal itu, tapi hubungannya sudah terlanjur terjalin.

Sangat tidak mungkin kalau sekarang dia mendadak meminta untuk putus, terlebih sebelumnya juga dia sudah mengatakan apa pun yang Reynard ucapkan maka itu juga jawabannya.

Di sini Retta bersama dengan Rey bukan semata-mata karena terjebak oleh apa yang sudah Reynard ucapkan, tapi memang dirinya juga merasa nyaman dan tertarik pada Rey.

"Lo berdua ngapain malah nakut-nakutin gue?" tanya Retta yang merasa cukup kesal setelah mendengar kalimat yang sudah teman-temannya ucapkan.

"Bukan nakutin sih, tapi ya emang lo gak takut gitu kejadiannya bakalan kayak kemarin?" tanya Sea.

Sama sekali tidak ada niat untuk menakuti, mereka hanya mengatakan hal itu agar Retta mampu berpikir ulang sebelum dia memutuskan untuk kembali menjalin sebuah hubungan.

Sekarang memang belum ada yang tahu kalau sebenarnya Retta dan juga Rey sudah resmi pacaran, karena memang tidak ada niatan dalam diri Retta untuk mengumbar status mereka dalam jangka waktu dekat.

Bukan karena Retta yang malu mengakui kalau dirinya adalah pacar dari Rey, karena tidak ada sebuah hal yang mampu membuat Retta malu dalam diri seorang Rey Putra.

Alasan utama yang membuat Retta belum mempublikasikan statusnya dengan Rey, karena memang dia baru saja putus dan berita putus dirinya dengan Arkan sedang menyebar dan menjadi topik perbincangan yang hangat di SMA Garuda.

Selain Retta yang malas kembali menjadi tokoh dalam gosip mereka, Retta juga masih merasakan yang namanya takut kalau dia jatuh ke dalam hubungan yang seperti kemarin, tapi tidak bisa dibohongi kalau dia tidak bisa menolak Rey.

"Gue udah tunggu cukup lama di luar," ucap seorang dengan nada yang begitu lembut dan dia mengucapkan kalimat itu tepat di samping telinga Retta.

Banyak pasang mata yang tertuju pada cowok berambut dark blue yang sekarang tengah berdiri tepat di belakang Retta dengan jarak yang begitu dekat.

Mendengar suara yang dia ingat milik siapa, terlebih kalimatnya seperti itu, membuat Retta perlahan membalikkan tubuhnya ke arah di mana cowok yang sudah berucap itu berdiri.

Retta menatap serius cowok di hadapannya dengan tatapan yang sulit untuk didefinisikan. Melihat secara langsung Rey menghampiri Retta, membuat teman-temannya semakin tanda tanya dan tidak menyangka dengan hal ini.

"Sorry, gue tadi abis ngomong dulu sama temen-temen gue." Retta berucap cukup pelan, karena memang dia tidak ingin banyak orang yang mendengarnya.

Rey dengan santai menganggukkan kepalanya, dia tidak ingin mengucapkan kalimat apa pun lagi pada Retta, karena hal yang dia inginkan adalah Retta yang ikut bersama dengannya.

"Guys, gue duluan ya."

Setelah itu Retta melangkahkan kakinya dengan santai yang diikuti oleh Rey di sampingnya. Begitu banyak pasang mata yang sekarang memperhatikan Retta yang jalan bersama dengan Rey.

Banyak yang tanda tanya kenapa sekarang Retta bisa bersama dengan Rey, terlebih Rey sendiri yang menemui Retta di Kelasnya. Hal ini cukup menjadi perbincangan yang melihat.

"Mereka membicarakan masalah yang kemarin?" tanya Rey sambil fokus memperhatikan cewek yang berada di sampingnya.

Dengan berat Retta menganggukkan kepalanya. "Mereka takut kalau gue masuk ke zona toxic relationship kayak kemarin," ucap Retta dengan santai.

"Lo punya pikiran kalau hubungan kita akan seperti itu?" tanya Rey dengan cukup serius, bahkan Rey sampai menghentikan langkah kakinya hanya untuk menunggu sebuah jawaban dari Retta.