Chereads / REY: POSSESSIVE BOYFRIEND / Chapter 21 - POSSESSIVE - Ada Keuntungannya

Chapter 21 - POSSESSIVE - Ada Keuntungannya

"Dia memang jatuh hati pada orang yang salah," jawab Reynard dengan penuh kejujuran.

Reynard tidak akan membela Retta atau melindungi Retta dari hal ini, karena tidak perlu diucapkan oleh Rey Putra tentang Retta yang jatuh hati pada orang yang salah, dirinya juga sudah tahu.

Kalau Reynard tidak merasa bahwa Retta jatuh hati pada orang yang salah, maka Reynard tidak akan sebegitu membenci Arkan, bahkan emosinya bisa langsung naik hanya pada saat pertemuan itu.

Memang sejak awal anak-anak Garuda menghampiri dirinya, Reynard masih biasa saja, tapi setelah melihat kalau salah satu di antara mereka adalah Arkan yang tak lain adalah mantannya Retta, maka emosi Reynard langsung naik.

Sepertinya kalau pada saat itu hanya anak-anak Garuda tanpa Arkan, Reynard tidak akan sampai emosi, apalagi berkelahi karena tujuannya hanya menjemput Retta.

Pada saat itu bukan kali pertama Reynard datang ke SMA Garuda, karena memang tidak akan ada asap kalau tidak ada api.

Begitu pun dengan anak-anak Garuda dan juga Permata yang katanya adalah musuh, tapi kalau salah satu dari mereka ada yang mencari gara-gara maka masalah akan menjadi besar dengan sendirinya.

"Kenapa lo membiarkan dia jatuh hati pada orang yang salah?" tanya Rey yang merasa kesal dengan hal ini.

"Kalau masalah ini, gue gak terima." Reynard langsung mengelak sebab dirinya tidak terima kalau bersamanya Retta dengan Arkan itu menjadi salah dirinya.

"Karena?"

Rey Putra tersenyum kecil setelah dia menyeruput minumannya, dia cukup mengerti dengan alasan yang membuat Reynard menaikkan nada bicaranya dan juga mengubah ekspresinya.

"Gue gak akan dengan mudah membiarkan dia jatuh hati pada sembarang cowok," jawab Reynard.

"Buktinya dia sudah jatuh hati sama cowok brengsek itu kan?" tanya Rey Putra yang lagi-lagi menyudutkan Reynard dalam hal ini.

"Gue udah berapa kali mengatakan kalau dia bukan cowok yang baik, tapi karena dia lebih lama bersama dengan cowok itu dalam hal di mana dia bertemu dengannya setiap hari sekolah, maka tumbuhnya larangan gue gak seimbang dengan tumbuhnya rasa cinta yang dia miliki."

Dengan cukup jelas, Reynard mengatakan hal tersebut, karena memang bukan sebab dirinya yang memberikan Retta pada arkan, melainkan hati Retta yang jauh lebih dahulu pada Arkan.

Rey Putra terlihat begitu menyesali hal tersebut, karena benar-benar dia merasa kalau seorang Retta tidak pantas jatuh hati pada cowok seperti Arkan.

"Jujur, gue ngerasa gak ikhlas dia pernah jatuh hati sama cowok seperti itu." Memang sampai saat ini Retta sudah menjadi miliknya juga Rey Putra masih merasa tidak ikhlas.

"Masalah itu, gue juga tidak membiarkan dia begitu saja. Gue bukan gak tanggung jawab atau mengabaikan dia, tapi ada keuntungan saat hal ini terjadi." Reynard tersenyum santai.

Kening Rey mengernyit kebingungan. "Apa keuntungannya? Dia jadi orang yang kehilangan kepribadiannya?" tanya Rey yang menggunakan nada bicara yang naik.

"Dia jauh lebih nurut sama gue dan jauh lebih sulit membuka hati sama cowok."

"Efeknya ke gue." Rey memperhatikan Reynard dengan tatapan yang setengah kesal. "Dia masih punya pikiran kalau gue akhirnya bakalan seperti mantannya."

Kali ini posisi berbalik. Di mana Reynard yang tersenyum mendengar keluhan yang sudah Rey Putra ucapkan. Dengan santai Reynard menikmati minumannya.

"Itu masalah di lo. Tinggal bagaimana lo bisa kembali mengambil hatinya yang sudah jatuh di tempat yang salah," ujar Reynard dengan begitu enteng.

Dirinya sama sekali tidak ingin memikirkan hal ini, karena dia yakin kalau Rey Putra benar-benar serius pada Retta, maka hal ini bukan sebuah masalah yang besar bagi Rey Putra.

Reynard juga melihat kalau Rey Putra bukan cowok biasa saja yang langsung berani menyatakan cintanya pada Retta, karena kalau cuma modal kata, dia tidak akan mungkin mau menemui dirinya.

"Lo tadi bilang gak akan dengan mudah melepaskan dia, lalu kenapa lo memberikan izin untuk gue bersama dengan dia?" tanya Rey yang ingin mengetahui jawaban dari semua ini.

"Memangnya lo merasa kalau diri lo termasuk orang sembarangan?" tanya balik Reynard dengan sebuah senyuman miring yang terukir dengan begitu jelas.

Mendapatkan pertanyaan seperti itu, membuat Rey menatap Reynard kesal. "Shit! Malah menjebak balik."

Dengan ringan Reynard tertawa kecil mendengar kalimat Rey Putra yang seperti itu. Rasanya dia cukup puas membuat Rey berada dalam posisi yang terjebak seperti ini.

"Sebelumnya, gue udah tahu kalau dia suka sama lo dan lo juga menepati apa yang sudah lo ucapkan. Gue hanya menebak kalau lo gak seberengsek mantannya."

Kalimat Reynard keluar dengan begitu halus dari dalam mulutnya, bahkan ekspresinya juga terlihat begitu santai dalam mengucapkan kalimat tersebut. Namun, Rey yang mendengar kalimat tersebut merasa cukup tersinggung.

"Gue gak berengsek." Rey berucap menggunakan nada bicara yang begitu datar.

Lagi-lagi Reynard tersenyum melihat lawan bicaranya yang merasa kesal dengan ucapannya. "Buktikan."

Dengan penuh keyakinan Rey Putra menganggukkan kepalanya dan kemudian berucap, "Gue akan membuat dia kembali menjadi dia yang sebenarnya."

Mendengar keseriusan Rey dalam berucap, membuat Reynard melirik ke arah di mana Rey berada. "Apa lo bisa menerima dia yang sebenarnya?" Reynard cukup ragu di sini.

"Gue jauh lebih menunggu dia yang kembali jadi dirinya sendiri." Benar-benar tidak ada sebuah keraguan dalam diri Rey Putra saat mengucapkan hal ini.

"Silakan buat dia kembali menjadi dirinya lagi dan gue tidak akan marah kalau lo juga memperbaiki kepribadiannya."

Bukan hal yang aneh atau salah, karena Reynard juga ingin kalau Retta menjadi lebih baik. Sepertinya Reynard sudah cukup percaya pada Rey Putra, semoga Rey tidak mengecewakan.

"Gue akan buktikan kalau gue gak berengsek." Tatapan mata Rey Putra terlihat cukup tajam saat menatap Reynard sekarang.

Dengan enteng Reynard mengukirkan senyuman miringnya dan menganggukkan kepalanya. "Gue tunggu buktinya."

Reynard memang tidak akan terlalu keras dan kasar pada Rey Putra untuk menjaga Retta, karena dia merasa cukup tahu kalau Rey bukan orang yang seperti itu dan sepertinya tidak akan dengan mudah menyia-nyiakan Retta.