Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Pernikahan yang Ku Sesali

Aprock410
--
chs / week
--
NOT RATINGS
9k
Views
Synopsis
Lydia Minora Tan adalah seorang wanita muda cantik dan sukses, di usia 25 tahun dia sudah mendapat berbagai gelar mentereng seperti B.A, MBA, PhD. Diusia 16 tahun dia sudah lulus SMA karena 2 kali ikut program kelas akselerasi di SMP dan SMA. Sebagai anak orang terkaya di daerah Jogja, dia juga mewarisi banyak perusahaan dari ayahnya. Prestasi cemerlang di pendidikan berbanding terbalik dengan kehidupan percintaannya. Lydia sama sekali belum pernah pacaran. Sebagai penganut kristiani yang sangat ketat dan taat, keluarganya tidak memperbolehkan ia berpacaran karena takut terjerumus ke dalam dosa. Lydia yang baru berusia 25 tahun sudah menjabat sebagai direktur utama di salah satu anak perusahaan milik keluarganya. Sebagai keluarga kaya dan terhormat, Hariyanto Tan, ayah Lidya, sangat menjaga citra keluarganya. Sehingga diusia 25 tahun, merupakan usia wajib sudah menikah bagi wanita di keluarga Tan. Begitupun dengan Lydia, dia pun diharuskan menikah dengan laki-laki pilihan keluarganya apabila ingin mendapat jatah warisan keluarga. Sebagai anak satu-satunya di keluarga Hariyanto Tan, mau tidak mau mengikuti perintah ayahnya untuk menikah dengan Ardi, anak angkat dari William Wongso. Walaupun Ardi hanya anak angkat, tetapi William sangat sayang kepada Ardi, itu dikarenakan Ardi adalah anak dari adik perempuan Wiliam yang meninggal bersama suami dan anak bungsunya karena pesawat yang ditumpangi mengalami kecelakaan. Selain itu William yang juga ditinggal meninggal oleh istri dan anak perempuan semata wayangnya akibat tersapu tsunami saat liburan di Puket tahun 2004 membuat Ardi menjadi satu-satunya ahli waris William apabila dia meninggal. Namun Ardi yang dari luar terlihat sempurna sebagai seorang dokter yang baik dan penuh perhatian rupanya aslinya adalah seorang playboy kelas kakap dan egois. Setelah 2 tahun menikah dan dikaruniai seorang anak perempuan yang cantik jelita, sifat Ardi yang sebenarnya mulai muncul Apakah yang akan dilakukan Lydia? Apakah akan mempertahankan pernikahannya demi nama baik keluarga atau bercerai dengan Ardi?
VIEW MORE

Chapter 1 - Diundang ke pesta Ulang tahun

Aku menghela nafas panjang, badanku lesu tanpa mood selama perjalanan ke restauran mewah di daerah Sudirman. Ayah dan ibuku diam tanpa bicara apapun di kursi baris belakang alphard kami. Sedangkan aku duduk dibaris tengah yang telah dimodif oleh ayahku sehingga kursi tengah menghadap ke belakang sehingga bisa berhadap-hadapan.

Untuk mengusir kebosananku aku mencoba mengatasinya dengan mendengar musik dari iphone 5s ku, lagu-lagu dari album bruno mars Doo-Woops and Hooligans. Namun artis favoritku itu kali ini tidak berhasil mengusir kebosananku. Aku lalu membuka samsung noteku, membaca-baca twitter dari teman-temanku namun tidak ada twit menarik, membuka path namun tidak ada foto-foto baru yang seru sehingga aku masukan kembali samsung noteku dan mendengarkan lagi lagu-lagu dari iphoneku.

Sejujurnya dalam hatiku aku kesal sekali, kenapa di zaman sudah moderen begini, orang tuaku masih kolot saja. Harus menjodoh-jodohkan ku segala seperti masih hidup di zaman Siti Nurbaya. Hanya karena alasan bisnis mereka memaksaku harus mau bertemu malam ini dengan anak dari oom Wiliam. Bahkan tega mengancamku kalau aku tidak mengikuti kemauanku maka hak warisku akan dicabut.

Aku tahu memang aku belum pernah pacaran, tapi bukan karena aku jelek, melainkan karena aku sibuk mengejar prestasi di masa mudaku dan juga karena pengawasan ketat orangtuaku dari aku kecil hingga lulus PhD. Kemana-mana aku ditemani pengawal, aku mengerti maksud mereka karena ingin melindungiku anak semata wayang mereka. Namun karena perlindungan ekstra ketat mereka pula membuatku tidak banyak punya teman, jadi wajar aku tidak pernah pacaran.

Sebagai pemilik perusahaan tekstil dan garmen terbesar di Indonesia, ayahku sebenarnya merupakan orang terkaya ke 3 di Indonesia, namun uniknya ia tidak mau terlihat begitu karena alasan pajak sehingga ia banyak memakai nama orang lain untuk menjadi pemilik perusahaan yang sebenarnya dibawah kekuasaannya, namun dibalik layar, bos-bis "boneka-boneka" itu telah menekan kontrak untuk setia dan menyerahkan segala keuntungan kepada ayahku.

Sejak 3 bulan lalu, tepatnya bulan april 2014, aku sebenarnya sudah diminta untuk berkenalan dengan anak dari Oom William. Namun aku berhasil terus menghindar dan menunda-nunda untuk bertemu dengan alasan aku masi beradaptasi dengan jabatan baruku sebagai ceo di anak perusahaan ayahku yang baru kuterima sejak bulan Maret awal. Akan tetapi, orangtuaku mulai sadar akan hal ini sehingga mereka mengancam akan membatalkan hak warisku bila aku tidak mau mengikuti kemauan mereka.

Apalagi hari ini, 18 Juli, adalah hari ulangtahun ke 30 tahun dari Ardi anak dari Oom William, sehingga dengan alasan bertepatan dengan hari ulangtahunnya, maka aku diundang untuk berkenalan dengan Ardi. Ya, Ardi Julius Liem, nama anak angkat dari William Salim yang dia asuh seperti anak sendiri. Sebenarnya Ardi adalah anak dari adik kandung dari Oom William bernama Alice Widya Salim, akan tetapi saat berusia 8 tahun, Ardi menjadi anak yatim piatu dikarenakan orangtua beserta adik perempuan satu-satunya mengalami kecelakaan pesawat saat ayah Ardi hendak mengikuti simposium bisnis internasional.

Oom William dan istrinya akhirnya memutuskan untuk menjadikan Ardi sebagai anak angkatnya, karena kebetulan Oom William sangat ingin mempunyai anak laki-laki namun Tuhan tidak mengizinkannya, sehingga ia hanya mempunyai seorang anak perempuan bernama Denada Salim. Dikarenakan usia tante Indah Widjaja sudah memasuki usia rawan untuk hamil, setelah 15 tahun menikah dan akhirnya memiliki momongan setelah bersusah payah mencari bantuan medis, akhirnya Oom William dan tante Indah memutuskan cukup mempunyai satu anak karena Oom William tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada diri tante Indah.

Dengan masuknya Ardi ke dalam keluarga Oom William, maka keinginan oom William mempunyai penerus laki-laki tercapai. Dia sangat menyayangi Ardi seperti ia menyayangi Denada anak kandungnya. Apalagi sejak terjadi musibah tragis yang dialami Oom William dimana tante Indah dan Denada yang meninggal terkena terjangan Tsunami saat mereka berlibur ke Phuket tahun 2004. Ardi dan Oom William yang selamat dalam musibah itu menjadi semakin dekat dan tak terpisahkan sejak itu, apalagi ditambah keputusan Oom William yang tetap menduda setelah ditinggalkan oleh tante Indah dan anaknya Denada menghadap Tuhan Yang Maha Esa, karena tante Indah adalah cinta pertama Oom William.

‐-------

Mobil Alphard 2012 warna hitam kami berhenti di lobi hotel Ritz, kami sekeluarga keluar dan diantarkan oleh pelayanan pribadi Oom William yang ditugaskan menunggu kami di pintu masuk utama Ritz Carlton. Aku dan kedua orangtuaku berjalan menuju ke restoran didalam hotel yang hari itu dibooking seluruhnya oleh Oom William.

Kami dipersilahkan menduduki kursi di meja bulat besar utama, tempat oom William dan Ardi duduk, yang berada persis ditengah-tengah ruangan yang ditata sedemikian rupa sehingga meja-meja tamu undangan mengelilingi meja utama yang diduduki oleh Oom William dan Ardi.

"Aahh calon besanku tersayang.. Selamat datang.. Selamat datang" sapa Oom William kepada papaku, Hariyanto Tan, sembari berdiri dari kursi yang ditempatinya dan mendekat untuk merangkul papa.

"Ah.. Tidak usah terlalu kaku begitu sobat, apalagi kita akan menjadi keluarga" jawab papaku sembari menerima rangkulan hangat Oom William.

Setelah selesai berangkulan dengan papa, Oom William lalu mendatangi mamaku dan berkata "Oh Dian calon besanku yang cantik, sudah lama kita tidak bertemu kamu makin cantik saja, sayang Indah sudah disurga, andai dia masih bersamaku pasti dia setuju denganku bahwa kamu sangat cantik seperti bidadari"

"Hahaha.. Kamu terlalu memuji William"jawab mamaku, Dian Yang, sembari menyambut cium pipi kanan dan kiri yang diberikan oleh Oom William.

"Dan ini adalah..." saat mendekat menyambutku

"Lydia Oom.."ujarku menunduk memberikan penghormatan kepadanya.

"Iya.. Lydia calon mantu Oom yang sangat cantik. Sudah lama oom tidak bertemu, dulu terakhir kita kamu masih kecil banget, masi suka nangis, sekarang kamu uda besar aja, dan cantik seperti mama kmu, Oom bersyukur sekali kamu mau menyetujui perjodohan ini dengan anak oom" ujarnya sembari memelukku erat.

"Iya oom" ujarku pasrah.

"O iya.. Oom perkenalkan, ini anak Oom, namanya Ardi Julius, dia anak oom satu-satunya, sekarang dia sedang sekolah bedah umum di UGM semester akhir" ujar Oom William setelah selesai memelukku dan sembari menarik Ardi untuk mendekat kepadaku.

"Hai, aku Ardi, senang berkenalan denganmu" sapa Ardi sembari mengulurkan tangannya mengajakku berjabat tangan.

"Hai, aku Lydia"jawabku singkat sembari menerima ajakan berjabat tangannya.

Harus akui Ardi lumayan untuk ukuran laki-laki keturunan Tionghoa, dengan tinggi 180cm dan berat badan ideal, muka bersih putih dengan alis tebal, hidung mancung dan bibir tipis dihiasi jengot yang memberi kesan maskulin walau rambutnya agak tipis dan sedikit botak, yang dikemudian hari saat sudah menikah dengannya itu karena stres pekerjaannya, membuatku agak mau membuka diri untuk Ardi yang secara fisik masuk kedalam kriteria yang aku suka.

"Ardi jangan diam saja, persilahkan Lydia duduk disampingmu sembari menunggu semua undangan datang"perintah Oom William kepada Ardi menyadarkan ku dari lamunan sekejapku yang agak tertarik melihat fisik dan penampilan Ardi yang dijodohkan padaku.

"Baik Atie" jawab Ardi ke Oom Wiliam lalu mempersilahkan aku duduk disampingnya. *Atie adalah sebutan ayah dalam bahasa Mandarin.*