"Iya aku memang melakukannya, ritual menggunakan artefak Razor untuk membuat doppelganger milikku. Kutinggalkan dopperlgangerku di Glanchester, menggantikanku selama aku pergi ke Venzor Silversmith. Ternyata meskipun dia bayanganku, dia tetap melakukan pekerjaannya dengan baik." Rhett menyilang tangan di dada. "Aku memang enggak berpikir jernih saat itu, tetapi aku telah mempertimbangkan segalanya dengan baik. Jangan bertanya aku menyesal atau tidak – karena jawabannya aku sama sekali enggak menyesalinya."
Ada keheningan panjang menggantung dipermukaan, Rhett pandangi wajah Azael datar. Begitu pun sebaliknya. Dahi Azael mengerut tajam. Situasi dan atmosfer ini sama seperti saat mereka pertama kali bertemu dulu.
Azael yang begitu membencinya, hampir selalu meradang setiap saat, namun Rhett pantang menyerah dan banyak mengalah.
Sang iblis pun bertekuk lutut pada kebaikan malaikat yang begitu besar, dan tak menyangka Rhett yang mampu memperkuat tali persaudaraan mereka sejak dulu.
