"Ukkh!!!"
Azael meraung di atas bebatuan kerikil, dibelenggu oleh beragam sensasi nyeri menusuk di sekujur badannya. Susah payah dia menggerakkan kedua tangannya yang terasa mati rasa.
"Akh, dammit!" gumamnya menyeringai nyeri, mau tak mau Azael harus menikmati tiap rasa nyerinya yang terasa hingga meremas-remas ulu hatinya.
Terdapat sensasi perih menyengat di punggungnya kali ini, tak menyadari ada aliran darah merembes di sana.
Betapa pun akal sehatnya berusaha mencerna segala yang terjadi – satu-satunya yang dia mengerti adalah ketika benturan kencang lantas membuatnya menghajar bebatuan.
Terdistorsi kebingungan cukup lama, telinganya berdenging tajam akibat terlempar dari gelombang ledakan hebat yang menghancurkan barikade persenjataan beratnya.
Membuat rongga kepala Azael tertusuk oleh nyeri dahsyat. Pelipisnya bagai diterobos oleh serpihan logam. Dia berjuang keras kembalikan seluruh kesadarannya yang sempat terasa meruap entah ke mana.
