"Apa kau bilang?! Carmen Morissa dikirim ke Tigris dan alami cacat otak permanen?!" Jean terperanjat dramatis dari kursinya.
Wajah ayunya terlihat sangat syok. Mendengar beragam cerita dan kabar yang ternyata banyak sekali fakta dilewatkannya. Jean menyusur rambutnya ke belakang, menghela napas letih.
Batinnya pun kontan sendu, tebersit rasa iba membuncah di dalam dadanya. Sebagian di relung hatinya merasa tidak sampai hati menyimak penuturan Rhett. Hukuman yang dijalani Carmen Morissa sangat mengerikan.
Sir Jasper Falken yang tanpa ampun mengacak-acak memori Carmen.
Meskipun Carmen sempat menjebaknya dan nyaris mempersembahkannya kepada para Jenderal Mannon Blackwood. Tetap saja, Jean merasa sangat simpati pada Carmen.
Manik mata Jean berkilat pedih, "Mengapa hukuman di akademi semengerikan ini. Cacat otak permanen, pemunahan kekuatan. Bukankah lebih baik menghadapi kematian saja?"