Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Restricted Love (INDONESIA VER.)

Dewa_Malfoy
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.6k
Views
Synopsis
Menjadi keturunan raja adalah sebuah impian, dan Cassiopeia adalah puteri raja yang dicintai oleh rakyatnya. Perjalananya ke hutan untuk sekedar bermain dengan kelincinya menyebabkan kecelakaan yang hampir merenggut nyawa nya, dan lelaki tampan yang tak tahu darimana asalnya menyelamatkan nyawa nya, dan dia adalah pilihan Cassiopeia untuk menjadi kekasihnya. Bagaimana dengan keluarga bangsawanya yang mengidamkan dia menjadi ratu di kerajaan lain? Dan saudara nya yang iri melihat ini sebagai kesempatan emas.
VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter 1

Sebuah kastil indah berdiri di atas bukit tertinggi, dimana pemerintahan negara terletak disana, kehidupan yang bahagia terjalin di istana itu. Keluarga raja dan para menteri memerintah dengan adil, dan berilmu tinggi. Tidak banyak yang tahu, ini adalah abad 20 dan arah peradaban mulai berkembang di Inggris. Raja Theodore IV memberikan pencerahan tentang kemajuan pemikiran bangsa ini, dia memperbolehkan bagi anak perempuan nya mulai mengikuti pembelajaran bersama dengan anak lelaki nya.

Duke Emer, anak pertama sang raja, adalah pewaris tahta yang resmi dan memiliki kecerdasan luar biasa, banyak undangan pernikahan dari kerajaan diberikan kepadanya, namun apa yang bisa diberikan oleh anak remaja 19 tahun untuk sebuah pernikahan? Emer belum memikirkan itu, berburu adalah apa yang dia geluti selain membahas tentang filsafat dengan guru pribadi nya. Princess Cassiopeia adalah bunga kerajaan, dia disayangi oleh segenap bangsa di kerajaanya, pribadi nya yang periang dan kecantikannya tersiar dimanapun, hingga di usianya yang menginjak 17 tahun, banyak para raja menawarkan pernikahan pula. Sang adik, Princess Orla yang merupakan saudara kembarnya, walau memiliki wajah yang berbeda tetap saja mendapatkan banyak kasih sayang diantara keluarganya, terutama sang nenek.

Malam ini adalah makan malam bersama seperti biasa, dan setelah selesai, para perempuan meninggalkan meja makan untuk memiliki diskusi mereka sendiri.

"Cissy, apa kau yakin tentang semua ini? Aku tidak terlalu menyukai gagasan kau akan mendebat guru Sanchi. Dia bisa menjadi sangat kasar." Orla berkata dengan cemas.

"Tenanglah saudariku, Emer akan berada disana, kau ingat?" Cissy, atau Cassiopeia menjawab dengan ringan saat dia menulis di perkamen diterangi cahaya lilin di sudut kamar.

"Aku sama sekali tidak ingin ikut campur tentang ini, kau tahu? Lagipula, Minseur dihukum karena memang dia bodoh, aku tidak tahu mengapa ayah mengizinkannya pergi, toh dia hanya anak pelayan."

"Orla, perhatikan apa yang kau ucapkan, itu sangat jauh dari apa yang disebut perempuan berpendidikan."

"Terserah kau saja, pembela manusia lemah…" Orla mengejek di belakang Cissy, sementara Cissy meneruskan rencana nya membuat tulisan berbentuk nada protes kepada guru nya yang menurutnya terlalu kasar terhadap sahabat karibnya, Minseur.

Minseur adalah perempuan seumuran Cissy dan Orla, yang mendapat kesempatan untuk bersekolah bersama mereka, karena dia lahir di istana dan tumbuh bersama di sisi kastil yang berbeda. Bagi Cissy, Minseur adalah gadis baik dengan semangat belajar yang tinggi, walau dia masih terbata-bata dalam membaca, (dia baru mulai sekolah 5 bulan yang lalu) dan karena itu Guru Sanchi memberinya hukuman untuk tidak pergi kesekolah dan belajar sendiri selama satu minggu.

"Bukankah itu sangat aneh, Emer, saat orang yang tidak bisa dan membutuhkan bantuan untuk membaca malah harus belajar sendiri?" Kata Cissy kepada Emer saat mereka keluar dari ruang kelas dan berjalan bersama melewati lorong.

"Aku memikirkan hal yang sama, tapi aku rasa Guru Sanchi memiliki tekniknya sendiri, dia tidak pernah gagal dalam mengajari kita sebelumnya."

"Aku ingat betul, saat aku kesulitan membaca dia tidak menyuruhku untuk belajar sendiri."

"Dan kau harus bersyukur untuk itu, Cissy.."

Oh, benar saja. Guru Sanchi memberikan hukuman keras karena Minseur adalah anak pelayan, nampaknya Guru Sanchi hanya ikhlas membagi ilmu nya kepada anak bangsawan dan itu membuat Cissy bergidik ngeri, mengirimkan berjubel kasih sayang kepada Minseur yang tidak mendapatkan kelebihan tentang itu.

Kelas dimulai seperti biasa, pada pukul 9 pagi. Cissy telah datang paling awal, dan duduk di tempatnya sendiri dengan kepercayaan diri tinggi. Kawan-kawan nya telah banyak datang dan mengobrolkan beberapa hal yang hanya dia dengarkan sekenanya saja. Saat Guru Sanchi datang, semua berdiri dan menunduk memberikan hormat, dan duduk kembali.

Guru Sanchi menyipit membaca tulisan perkamen yang terletak di mejanya, dan dengan mata tajam dia mengawasi Cissy yang mencoba berani dan mengangkat dagu nya tinggi.

"Princess Cassiopeia, jika aku benar, ini adalah tulisan tanganmu, bukan?" Seisi kelas seperti menahan nafas, bahkan Orla yang mengetahui rencana ini juga tidak berani mengangkat kepala.

"Anda yang paling mengetahui, Guru."

"Apakah engkau keberatan tentang peraturan yang diterapkan di kelas ini?"

"Aku sangsi jika itu adalah peraturan, karena anda belum pernah mengumumkan peraturan seperti itu sebelumnya, lagipula Minseur adalah murid baru, dia bahkan baru lima bulan belajar bersama…"

"Aku tidak peduli berapa lama muridku belajar, jika mereka memiliki otak sebesar biji kacang polong tentu saja mereka akan seperti primata, keturunan yang buruk menghasilkan benih yang sama buruknya!"

"Berani nya kau…" Cissy berdiri dengan wajah memerah, saling melempar pandangan membunuh kepada Guru Sanchi

Murid yang lain seperti mendapat pertunjukan gratis, dan mereka takut dengan ledakan yang terjadi sewaktu-waktu, dan tiba-tiba pintu terbuka, Emer datang dan terkejut merasakan atmosfer ruangan yang tebal dengan amarah, dan adik perempuan nya melotot seperti itu.

"Apa yang terjadi disini?"

"The Duke, sepertinya aku perlu bertemu dengan raja."

Malam itu Cissy menangis di kamar ayahnya, setelah mendapatkan rentetan ceramah dari sang ayah, dia menceritakan dari awal hingga kemarahan tak terkendali nya di hadapan semua teman-temanya pagi ini, dia menangis karena malu tidak bisa mengendalikan diri, dan ayahnya mendengarkan dengan khidmat, seolah putri nya sedang membacakan ayat doa dengan tangisan tulus.

"Kau memiliki rasa setia kawan yang sangat baik, Ayah menyukai itu. Tapi, Guru Sanchi adalah seseorang yang harus kau hormati."

"Apakah aku harus menghormati seseorang yang telah mengatai temanku primata-yang-memiliki-otak-kacang-polong, ayah?"

"Kau tidak harus menghormati bagian itu, tentu saja itu salah. Manusia berbeda dengan apa yang disebut primata, kau cerdas dan tentu tahu itu. Tapi, apakah kau akan tersulut saat hal yang dia katakan tidaklah benar?"

Cissy menatap ayahnya lekat-lekat, memikirkan apa yang dia dapatkan dari kunjungan malamnya di kamar sang ayah, dan dia menghapus air mata nya. Ayahnya selalu bijaksana, dan memiliki segala jalan keluar atas apa yang terjadi, menangis di depan nya seperti bayi kecil membuatnya begitu malu, namun sang ayah tidak pernah menghakimi hal seperti ini, oleh karena itu Cissy merasa begitu dekat dengan ayah nya.

"Apakah Guru Sanchi tetap akan mengajar?"

"Untuk sementara, ya… Tapi ayah memikirkan kita membutuhkan guru yang lebih muda dan memiliki sumber keilmuan terbaru, bukan begitu?"

"Itu akan menyenangkan, tapi Emer akan merasa sedih, dia mengidolakan Guru Sanchi, yah!"

"Anak itu mengidolakan banyak hal, Emer memiliki kasih sayang yang luas, dan itu adalh bekal terbaiknya sejauh ini, apakah kau membicarakan tentang surat itu dengan kakak mu?"

"Tidak. Aku tahu dia akan langsung tidak setuju, aku hanya diam dan dia menemukan kami saling berteriak di kelas." Cissy menceritakan dengan tertawa.

Hari itu adalah hari yang panjang, hingga Cassiopeia memilih untuk makan malam di kamarnya, karena obrolan di meja makan akan sangat menyinggung pertengkarannya dengan gurunya atau ceramah nenek nya yang membuat sup labu menjadi hambar.