Chereads / Restricted Love (INDONESIA VER.) / Chapter 2 - Chapter 2

Chapter 2 - Chapter 2

Cassiopeia membuka matanya, ini adalah musim dingin dan hari ini salju mulai turun. Hawa dingin menembus dinding kastil dan dia berharap para pelayan memperbesar perapian. Menjelang natal, suasana di kastil ramai riuh mempersiapkan segala yang berhubungan dengan perayaan natal baik di dalam kastil maupun di dalam gereja. Cassiopeia terbangun dan melihat gumpalan salju turun lebat dari jendela, ini akan menjadi libur panjang yang menyenangkan, kecuali dia harus mengikuti kelas Mrs. Mealyork yaitu kelas kepribadian kerajaan.

Pintu kamarnya terbuka, dan seorang pelayan wanita datang dengan membawa ember berisi air untuk membasuh kaki nya.

"Bulgar, kau langsung datang sesaat setelah aku bangun. Memiliki insting yang kuat, yah?"

"Tidak, Princess, aku telah berdiri di depan pintu sejak pagi, menunggu suara dari dalam kamar anda, Princess."

"Oh, kau bisa menaruh airnya di bawah." Cissy membalas dengan perasaan sedikit malu, karena bangun terlalu siang hari ini.

Pelayan tersebut mencuci kaki Cissy, dengan air hangat yang menyenangkan. Ini adalah kebiasaan anak-anak raja sejak mereka bayi. Tradisi mencuci kaki dengan air hangat sebelum menapakkan kaki di tanah adalah kepercayaan leluhur tentang kesucian keturunan raja, bahkan telapak kaki nya akan memberikan manfaat bagi tanah yang diinjak.

"Kau selalu tahu ukuran kehangatan yang nyaman, Bulgar. Ini… Sangatlah nyaman." Cissy berkata saat Bulgar memijat kaki nya didalam air hangat.

"Aku berada disini sejak kau lahir, Princess. Bagaimana mungkin aku tidak menghafalnya?"

"Aku belum pernah memikirkan ini, di umur berapakah kamu bekerja disini, Bulgar?"

"Saat itu, aku berumur 16 tahun. Ibu ku sangat senang ketika aku diajak oleh kepala pelayan untuk bekerja di istana, walau sejak itu kami hanya berjumpa sesekali dalam setahun."

Cissy mendengarkan dengan cermat, Bulgar adalah pelayan pribadinya dan sangat akrab dengan nya bagaimanapun. Mereka seperti teman dekat dan saling bercerita satu sama lain, Bulgar adalah seperti sahabat dewasa baginya.

"Aku berpikir jika kau mengatakan kepadaku tentang kerinduan kepada keluargamu, aku akan sangat menghargainya." Cissy berkata dengan lembut, menatap Bulgar yang tengah memijat kaki nya.

"Aku tidak bisa pergi tanpa izin kepala pelayan, Princess. Dan tidak banyak izin yang diberikan, bukan bermaksud untuk mengeluh…"

"Tentu saja kau akan mendapatkan izin, jika itu adalah perintah dariku. Bulgar, bagaimana kau baik-baik saja jika kau merindukan ibumu? Hari ini adalah hari libur dan aku hanya akan menghadiri kelas kepribadian. Kau bisa pulang, berikan suratku kepada kepala pelayan, bilang kepadanya aku menyuruhmu melakukan itu."

"Oh… Princess Cassiopeia…" Bulgar menatap puteri di depannya dengan pandangan terimakasih.

"Pergilah setelah menyiapkan gaunku, aku akan menuliskan surat."

Sesaat setelah itu, kamar Cissy telah rapi dan di bersihkan, dan Cissy duduk di meja memegang bulu dan tinta untuk membuat surat kepada kepala nelayan jika dia memberikan perintah kepadanya untuk memberi izin kepada Bulgar. Kertasnya terlipat dengan rapi dan cap atas nama Cassiopeia the Princess of Castle.

"Ini adalah suratmu."

"Terimakasih banyak, Princess. Kau sungguh baik hati, aku harap aku bisa membalas semua kebaikanmu."

"Aku rasa sekeranjang blueberry akan sangat nikmat, aku mendengar desamu sedang panen, harga yang pantas untuk ini, bukan?." Cissy berkata dengan candaan ringan, mencoba mencairkan suasana yang terlalu kaku.

"Apapun untukmu, tuan putri." Bulgar menunduk dalam-dalam dan segera pamit untuk pergi, pulang ke desa setelah dua tahun yang lalu dia bertemu ibu nya.

Setelah membersihkan badan dan menata rambutnya dengan sanggul rapi, Cissy segera turun untuk menuju ke ruang makan, di sana sudah ada kedua saudara nya yaitu Orla dan Emer duduk berdampingan di tempat mereka masing-masing.

"Selamat pagi, apakah ayah dan ibu belum datang?"

"Belum, adikku. Duduklah. Granny bahkan belum datang, semua orang nampak nyenyak dengan salju yang turun, bukan begitu?" Emer menjawab dengan ringan, menarik kursi untuk adiknya.

"Kau bangun pagi, Orla." Cissy menyinggung adik nya yang nampak bosan.

"Selba membuat bencana di kamarku, dia memecahkan piring dan aku terbangun bahkan sebelum matahari terbit!"

"Pagi yang penuh adrenalin, lalu bagaimana?"

"Aku menghukumnya, tentu saja."

"Hukuman seperti apa itu, adikku?" Emer bertanya dengan alis terangkat.

"Aku hanya menggunting baju nya untuk dijadikan lap pada kekacauan yang dia buat. Cukup adil, karena dia akan kekurangan kain untuk hari ini."

"Aku yakin dia tidak sengaja, Orla." Cissy menjawab dengan sabar.

"Aku tidak mentoleransi kecerobohan, Cissy."

Ketiganya diam, dan beberapa waktu kemudian, Ayah, Ibu, dan Nenek mereka (ibu suri kerajaan) hadir, dan mereka berdiri untuk menyambut ketiganya. Saat kembali duduk, semuanya berdiri tegak dan pendeta yang ikut serta memimpin doa sebelum makan.

"Bapa yang Maha Kasih, kami mengucap syukur atas limpahan nikmat yang telah Engkau berikan. Tidak lupa, kasih-Mu yang senantiasa tercurahkan kepada keluarga kami hingga hari ini. Kami bersyukur kepada-Mu atas makanan yang saat ini dihidangkan."

"Amen." Ucap semua orang yang mengitari meja besar tersebut, dan saat raja mulai di hidangkan makanan, pelayan yang lain mulai menghidangkan makanan bagi anggota kerajaan lainya pula.

Makan pagi selesai, dan mereka meninggalkan ruang makan menuju kesibukan masing-masing. Sang Ratu, Aime saat ini berada di hadapan kedua putrinya di sebuah ruangan ballroom kecil, untuk menunggu guru kepribadian kerajaan datang.

"Sudahkah kalian membawa salinan tentang peraturan dansa?"

"Ya, ibu."

"Aku harap kalian akan berlatih dengan baik, natal ini kita akan mengundang banyak raja dan pangeran dari kerajaan di penjuru dunia. Kita memiliki pesta besar pada akhir bulan." Sang ibu berkata dengan ekspresi bahagia.

"Apakah akan ada pesta dansa, bu?"

"Tentu saja, Orla anakku. Karena itu disini lah kalian sekarang, sebelum kalian ke ballroom utama untuk menunjukkan keindahan kerajaan kita."

Cissy dan Orla tersenyum dalam-dalam, pesta dansa adalah hal yang biasa bagi mereka, karena itu umum dilaksanakan di lingkungan kerajaan, namun menghadirkan pemimpin kerajaan lain untuk datang adalah hal baru bagi mereka. Belum ada pesta besar yang mengundang banyak raja, ratu atau pangeran di istana ini, dan akhir tahun ini akan menjadi yang pertama, tentu saja itu sangat mendebarkan!

Pintu terbuka dan ketiganya menoleh, Mrs. Mealyork datang dengan gaun nya yang menawan, seperti bunga mekar di musim salju. Dia menunduk memberikan salam kepada tiga perempuan di hadapanya.

"Selamat pagi, Madam Mealyork. Kami menunggu pagi-pagi sekali." Ucap Ratu Aime, dia berbohong, agar Madam Mealyork merasa bersalah.

"Maafkan kesalahanku, Ratu, kereta kuda ku terjerembab di tengah salju, sehingga aku harus jalan kaki untuk sampai. Salju pagi ini turun begitu tiba-tiba.

Ratu Aime terdiam dan mengangkat alis, kemudian melihat kedua putrinya. "Baiklah, kau bisa segera memulai kelas. Aku akan menunggu di seberang."

Dengan itu Madam Mealyork menjelaskan mulai dari awal tentang sejarah pesta dansa dan gerakan-gerakan dasar hingga berbagai jenis dansa yang biasa dimiliki saat pertemuan penting, keduanya belajar untuk menari dengan seanggun mungkin mulai hari itu.