sore menjelang risal bersama Anisa berangkat menuju kediaman orang tuanya yang tidak terlalu jauh mereka mengendarai sebuah mobil yang harganya tidak terlalu mahal dikisaran tiga ratus juta.
sesudah sampai didepan rumah orang tuanya Anisa terlihat satpam yang berlari menuju pintu gerbang dan hendak mebuka pintu gerbang tapi di hentikan oleh ibu mertuanya dan berkata jangan, biar dia sendiri yang mebukanya kata bu Eni pada satpam. satpam melongo ketua mendengar apa yang di katakan majikanya itu.tak lama Anisa keluar dan berteriak pak satpam buka pintu gebang dengan wajah sedikit kesal, tak lama berjalan mehapiri Anisa dan berkata maap non barusan saya di panggil duluan sama ibu dia berkata sambil terus membuka kunci yang menepel di pintu gerbang dan mendorong pintu gerbang kesamping untuk mempersalahkan anak dan mantu majikanya masuk ke dalam, dan mobil risal pun masuk kedalam dia berhenti di dalam halaman rumah mertuanya itu terus mereka turun dari kendaran dan menuju pintu yang cukup besar yang terbuat dari kayu jati yang dipahat oleh pemahat patung dari Bali sepintas rumah besar tersebut seperti istana yang cukup megah berlantai tiga dengan halaman yang cukup luas Hinga kuat menampung seratus mobil.
Risal pun masuk kedalam dengan Anisa mereka disambut ibu dan ayah mertuanya dengan wajah sedikit jiji waktu melihat risal yang menggandeng Anisa Putri mereka.
Mereka terus melangkah masuk kedalam ruangan dan mulai duduk di atas kursi yang terpajang di tengah ruangan dan saling berhadapan dengan kedua orang tua Anisa yang wajah nyah sedikit masam,
risal pun bertanya prihal apa yang membuat ayah mertuanya' memanggil dirinya untuk datang menemui di rumah.ada rasa kebingungan dalam diri risal soal nya inih tidak biasa.
aku dengar kamu di cari tuan surya Irawan ada hal apa jangan jangan kamu ada masalah dengan mereka dengan nada suara sedikit tinggi, awas jangan libatkan kami dengan masalah mu.
risal hanya diam mematung mendengar perkataan ayah mertuanya itu, dia bingung dengan apa dia harus menjelaskan semua yang terjadi hanya bisa menatap kosong ke depan, tak lama Anisa pun angkat bicara kepada ayah nya itu dan menjelaskan semua letak permasalahan hinga sekecil apa pun yang dia tau ia ceritakan kepada ayah nya itu.
Yusup mendengarkan penjelasan Anisa dengan seksama sambil menatap wajah risal dengan rasa kebingungan akan apa yang terjadi kemaren.
setelah larut malam risal pun mohon pamit kepada kedua mertuanya' itu untuk segera pulang karna dirumah ibu nya risal tidak ada yang menemani. tapi risal sedikit kaget ketika melihat perubahan pada kedua orang mertuanya' itu dari asal nya mereka bermuka jutek sekarang ada senyum di wajah mereka
apalagi ketika mertuanya' berkata kepadanya dengan kata nak risal rasanya ada beban yang berat terlepas dari pundak risal, yang selama ini membebani dan meng ganjal dalam hati dan pikiran risal. untuk sementara risal merasa lega sedikit demi sedikit masalah mulai dia bisa lewati apalagi ketika perobahan kedua mertuanya' itu dada rasa bahagia dalam diri risal apa lagi ketika kedua mertuanya' berkata dan menyanjung dirinya.
Dalam benak risal mungkin ini titik terang menuju kebaikan dalam dirinya.
Setelah berpamitan mereka pun pergi meninggalkan kediaman mertuanya' untuk menuju rumah nya.
sesamapay nya di depan rumah dia di kagetkan karna ada beberapa orang yang duduk di depan rumah dan ada banyak mobil yang terparkir di depan rumah, kebanyakan mobil yang parkir didepan rumah mobil mobil mewha seperti BMW,Ferari,Ford, PW dan merek merk terkenal dari Eropa.
Risal pun bertanya kepada orang yang duduk di depan rumah nya itu kenapa mereka ada disaban, orang yang di tanya pun kaget dan berdiri memberi hormat dengan membungkukkan badannya kepada risal dengan serentak menyebut tuan muda.
risal pun kaget sambil menatap peria yang membungkuk tersebut, apa Maskud kalian kalian aku tidak mengerti, aku bukan tuan muda kalian aku.
tuan muda didalam ada tuan besar apa maksud kalian.