Kedua mata Feroza tak henti-hentinya memandangi wajah Griselda yang begitu dekat darinya, apalagi ini adalah pertama kalinya bagi Feroza melihat wanita itu secara langsung.
Bahkan Feroza tidak menyangka kalau calon istrinya lebih cantik dari semua foto yang pernah ia lihat, meskipun penampilan Griselda sangatlah berantakan seperti tidak terurus.
Francis yang melihat tingkah Feroza segera membuka suara untuk mengalihkan fokus lelaki itu saat ini, "Apa kau masih belum puas untuk memandangi wajah putriku?"
Spontan Feroza menoleh ke arah Francis ketika mendengar sindirannya kemudian menjawab, "A-aku hanya terkesima, karena baru kali ini aku melihat Griselda secara langsung."
"Sekarang kau sudah melihat sendiri bagaimana keadaan Griselda, apakah kau masih mau melanjutkan pernikahan kalian?" tanya Francis lagi untuk memastikan keputusan calon menantunya tidaklah berubah.
Feroza terdiam sejenak setelah ia mendengar pertanyaan Francis lalu pandangannya tertuju pada Griselda yang ternyata sejak tadi masih terus menatapnya, hatinya kembali bergejolak kebingungan untuk menentukan keputusan yang sepertinya bisa saja berubah detik ini.
"Mengapa sekarang kau malah diam saja, Fero? Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Francis lagi yang mulai tak sabar untuk mendengar jawaban calon menantunya.
Kedua bola mata berwarna biru itu terus memandangi Feroza begitu lekat, ditambah bibir pucat pasi menambah kesan seram pada diri Griselda yang masih hanya diam seribu bahasa.
Kalau saja bukan karena harta, mungkin Feroza sudah memilih melarikan diri dan membatalkan pernikahannya dengan wanita gila yang duduk tak jauh darinya.
"Ya, tentunya aku masih mau melanjutkan pernikahan ini." Feroza menjawab pasrah sembari memalingkan wajahnya dari Griselda.
Dengan tegas Francis menjawab, "Baiklah kalau begitu, pernikahannya akan dilaksanakan besok dan aku juga telah mempersiapkan pesta yang meriah untuk kalian berdua."
Feroza semakin dibuat terkejut dengan perkataan Francis barusan hingga matanya terbelalak kaget tak percaya, "Besok? Me-mengapa secepat ini? Bukankah sebelumnya kau tak bilang kal--."
"Justru karena aku tak pernah mengatakannya padamu, bukankah akan jauh lebih baik jika pernikahan kalian dipercepat?" sahut Francis lagi tanpa beban.
Semakin cepat pernikahan ini dilaksanakan maka akan semakin cepat pula kehidupan Feroza berubah, namun lelaki itu merasa besok adalah waktu yang terlalu cepat apalagi ia tak tahu bagaimana cara memberitahu Natasya nantinya.
"Tapi aku rasa itu terlalu cepat, mungkin kita bis--."
Untuk yang kedua kalinya Francis memotong ucapan Feroza dengan lantang, "Aku yang memberikan tawaran pernikahan ini kepadamu, dan jika kau menerima tawarannya maka kau harus setuju terhadap apapun yang telah aku siapkan!"
"Termasuk harta yang akan aku berikan padamu nantinya setelah menikah dengan putriku!" lanjut Francis lagi dengan lebih tegas.
Kini Feroza sudah tak bisa lagi berkutik, bahkan bibirnya kelu membeku karena menurutnya semua perkataan Francis sangatlah benar.
Hingga Francis perlahan mendekat ke arah Viola lalu ia mengusap lembut rambut putrinya yang nampak agak kasar hampir tak terurus, "Meskipun hanya perjodohan atas dasar uang, aku tetap tak mau jika kau sampai menyakiti ataupun melukai perasaan putriku karena kau harus menjalankan tugasmu dengan baik sebagai seorang suami."
"Aku akan memberikan waktu untuk kalian berdua agar bisa sedikit saling berkenalan," ujar Francis sambil menarik tangannya halus dari atas kepala Griselda.
"Ayah keluar dulu ya, Sayang." Francis berpamitan pada Griselda sebelum ia benar-benar pergi dari hadapan keduanya.
Hanya tersisa Griselda dan Feroza di ruangan itu, mereka masih saling terdiam dengan datar dan tanpa minat untuk berbincang terlebih perilaku Griselda sangatlah aneh bahkan tatapannya kosong entah ke mana.
Melihat hal itu Feroza bergidik ngeri dan mencoba menahan rasa jijiknya pada Griselda, "Huft! Aku benar-benar tak menyangka jika nasib buruk seperti ini harus aku alami, kalau saja bisa memilih maka aku takkan mau menikahi wanita tak waras ini!"
"Aku tak mengerti bagaimana bisa anak orang kaya raya yang sangat terpandang di kota ini justru tak waras, dan meskipun cantik tapi tetap saja dia seperti tidak terurus!" ejek Feroza lagi sambil berdiri dari duduknya.
Lelaki itu mengacak wajahnya frustasi dengan sangat kasar kemudian ia mengumpat, "Sial! Mengapa wanita ini harus gila?"
"Apa katamu?"
Mendengar Griselda menjawab umpatan Feroza membuat lelaki itu terkejut bukan main hingga ia kembali menoleh pada calon istrinya, "Ka-kau bisa bicara?"
"Kau bisa bicara?" Griselda mengulang ucapan Feroza dengan nada yang mengejek.
"Dasar wanita aneh!" umpat Feroza lagi pada Griselda dengan tatapan menjijikkan.
Namun tak hanya sampai di situ saja, Griselda bergegas berdiri dari duduknya lalu ia mendekati Feroza dengan gerakan yang cepat.
Saking dekatnya membuat Feroza segera memundurkan tubuhnya dan ia berusaha menjauh dari wanita itu, "Hei! Apa yang sedang kau lakukan? Jangan mendekatiku! Aku sangat jijik padamu!"
Senyuman lebar yang merekah seketika sirna di bibir Griselda setelah ia mendengar ucapan calon suaminya sehingga wajahnya kini menjadi muram dan semakin pucat, "Bu-bukankah kau adalah calon suamiku?"
"Jangan terlalu percaya diri ya! Aku menikahimu hanya karena harta yang kau miliki, lagipula mana mungkin aku mau menikah dengan wanita gila sepertimu!" bentak Feroza sembari mendorong kasar tubuh Griselda hingga wanita itu tersungkur di atas lantai.
Dalam keadaannya yang kurang waras, Griselda tetap saja merasa tak terima dengan perlakuan Feroza padanya sehingga ia langsung bangun dari jatuhnya lalu mendekat ke arah Feroza dan menggigit lengan lelaki itu.
"Arghh!" teriak Feroza yang kesakitan akibat ulah Griselda.
"Sialan! Bisa-bisanya kau menggigit lenganku seperti ini!" gerutu Feroza tak terima.
Tak berhenti sampai di situ saja, Griselda membalas mendorong tubuh Feroza menggunakan kedua tangannya sampai calon suaminya itu terjungkal ke belakang.
Akan tetapi Feroza yang tak sengaja menarik kerah baju Griselda membuat wanita itu ikut terjatuh bahkan menindih tubuhnya, mereka berdua kini sangatlah dekat hingga tak ada sedikitpun jarak yang memisahkan calon pasangan suami istri itu.
Keduanya saling menatap begitu lekat dan pekat, aroma nafas yang semerbak wangi saja dapat Feroza hirup dengan jelas.
Tabiat Feroza sebagai lelaki yang memiliki nafsu tinggi mulai terlihat detik itu juga, apalagi bibir merah alami yang dimiliki Griselda sudah menggodanya dan seakan berteriak meminta dikecup.
"Apa kau sedang berusaha menggodaku?" tanya Feroza dengan polos sebab ia tiba-tiba tak ingat pada keadaan Griselda yang mengalami gangguan jiwa.
Baru saja Feroza akan mendaratkan bibirnya di atas bibir Griselda, suara pintu yang terbuka lebar langsung mengejutkan lelaki itu sampai tak jadi melakukan niatnya.
"Apa yang terjadi?" tukas Francis yang baru saja kembali ke ruangan itu dengan wajah yang panik dan cemas karena ia khawatir terjadi sesuatu hal yang buruk kepada putrinya.