Plak.
"Brengsek kamu, Arkan."
Arkan yang menerima tamparan itu langsung diam dengan raut wajah kaku. Manik matanya menatap ke arah wanita yang saat ini sedang menatapnya tajam. Jujur, dia bahkan tidak mengerti kenapa tiba-tiba dirinya mendapatkan tamparan. Hingga manik matanya menatap wanita itu kembali melayangkan tangan dan siap memberikannya tamparan untuk kedua kalinya, membuat Arkan langsung mencegahnya. Tangannya menggenggam pergelangan tangan wanita di depannya dan menatap lekat.
"Nona, anda kenapa?" tanya Arkan dengan tatapan tidak mengerti. Dia tidak melakukan kesalahan apapun, tetapi tiba-tiba harus menerima tamparan keras di pipinya. Dia yakin, tamparan itu juga meninggalkan bekas karena sekarang dia merasakan pipinya terasa panas.