"Ayo turun," ajak pria dengan kacamata bertengger di hidung bangirnya.
Eve yang sejak tadi hanya diam dan melamun pun langsung tersentak kaget. Dia menatap ke arah sang pelaku dan melihat Verrel, pria yang sudah dipilihkan orang tuanya itu melepas sabuk pengaman. Dengan tenang, Eve pun melakukan hal yang sama. Dia tidak ingin jika nantinya Verrel curiga dengannya.
Eve membuka pintu dan keluar. Manik matanya menatap ke arah bangunan di depannya lekat. Sejenak, dia hanya diam, memperhatikan bangunna di depannya lekat. Tidak ada yang terucap dari bibirnya. Dia bahkan langsung meremas dompet di tangannya, berusaha meredam gejolak dalam hatinya. Pasalnya, sejak tadi dia terus memikirkan mengenai Arkan. Dia datang ke tempat ini dengan Verrel pun karena dia yang ingin menguji perasaan Arkan dengannya. Apa benar pria itu tidak memiliki perasaan dengannya atau hanya pura-pura.