Lampu - lampu menerangi koridor oanjang rumah sakit. Tidak banyak orang berlalu lalang, hanya beberapa suster dan dokter, serta pembesuk pasien.
Menurut kembaran adiknya, dia berlari keluar gerbang sekolah dan ditabrak mobil sedan putih. Menurut dokter, dia mengalami pendarahan otak dan harus dioperasi.
Ji He menduduki kursi empuk, mengelus rambut adik yang terlelap di pangkuannya. Kepala gadis itu berat memikirkan biaya operasi.
Sepuluh juta yen biaya awal operasi, lalu harus kontrol setiap beberapa bulan sekali. Biaya kontrol dia prediksi jutaan.
Langkah kaki menggema di koridor. Mae Mae melangkah membawa kantong plastik, menghampirinya dengan senyum kecil, mencoba menghibur mungkin.
"Aku sudah bicara dengan Komisaris Besar dan memasukkan kasus ini ke daftar prioritas." Mae Mae menduduki kursi di sisi Ji He, memandangnya dari balik pundak. "Kamu tenang saja."
Dia menyodorkan burger kepada Ji He. "Makanlah. Kanu belum makan siang, kan?"
