Yeona memacu langkah seperti orang gila hingga nyaris ketabrak mobil yang melintas masuk gerbang kantor Pabrik Roti.
Mobil itu berhenti, supir melongok dari jendela. "Tolol, pakai matamu!"
Biasanya Ji He bakal berbalik dan membungkuk, meminta maaf lantaran salah kepada supir. Tidak sekarang. Tidak setelah dia menerima kabar buruk.
Halte bus di dekat kantor pabrik roti padat oleh calon penumpang. Lelaki kantoran dan beberapa gadis berdiri di depan kursi panjang halte, sementara dua Bibi tua duduk pada bangku panjang sambil mengobrol.
Ji He berdiri di dekat dinding halte, dia sibuk dengan handphone di tangannya yang bergetar. Gadis itu menghubungi kakak, tapi tidak diangkat. Berulang Kali dia menghubungi nomor yang sama, sampai tidak sengaja menjatuhkan handphone.
Baterai handphone jatuh ke aspal, sementara benda itu tergeletak di trotoar. Dia memungut semua, berjongkok memasukkan baterai.
"Ayolah, ayolah aku mohon, nyala. Aku butuh bantuanmu."