Meja besi dan tiga kursi lipat berdiri di tengah ruang persegi kesedihan, ruang interogasi.
Di salah satu dinding ruang interogasi, terdapat kaca raksasa nyaris memenuhi dinding. Dari dalam ruang interogasi, kaca itu bagai cermin. Namun, dari dalam ruang pengamatan di sebelah ruang interogasi, tepat di belakang kaca, siapa pun dapat melihat ke dalam ruang interogasi dengan jelas.
Dalam ruang pengamatan remang, beberapa pria dan wanita bersetelan jas berdiri mengamati ruang sebelah.
"Dia Gu Chin Mae Mae, anak dari Tuan Gu Hyung Jae," ujar gadis berjas, membaca data di ipad.
Tawa pria berbadan besar menggema. "Aigo, bukankah ini lucu? Anak rival Anda menjadi rival anak Anda."
So Su Jun berdiri mendengus kesal. Kedua tangannya berada di belakang tubuh. Dia memandang datar ruang interogasi.
"Dia yang memukuli anakku?" Tegas dan dalam, suara Su Jun.