Ji He terdiam mendapati wajah tampan dingin basah oleh air teh, terlebih ketika dia mendapati Mae Mae mengepal tangan di atas meja.
Mae Mae baru memanjakan Ji He dengan perlakuan istimewa. Dia memperkenalkan Ji He kepada dunia yang selama ini hanya menjadi impian belaka bagi gadis sederhana. Sekarang, ini balasan yang Mae Mae terima? Dipermalukan di muka umum?
Belum sempat Ji He bereaksi, Eun Sik menarik telapak tangan Ji He untuk bangkit dari duduknya di kursi. Dia terseret, menjatuhkan piring, dan tidak berhenti.
Eun Sik menarik lagi, seperti tarikan ketika bermain layangan, membuat tubuh gadis mungil tersentak.
"Lepas, apa yang kamu lakukan? Lepas," Ji He menekan suara, tidak mau menarik lebih banyak perhatian dari orang sekitar.
Tiada jawaban dari Eun Sik.
"Aku bikang lepas. Apa yang kamu pikirkan, heh? Lepas!"
Ji He berusaha melepas satu persatu jari panjang yang membuatnya sakit, tapi jari itu seperti menghisapnya. Dan, pemilik jari tetap enggan menjawab.