Eun Sik seperti perompak mencari harta karun. Saking cemasnya, dia mengelilingi kota Seoul dari sore hingga langit menggelap.
Sekedar mengisi perut, dia mampir ke gerobak ramen membeli makanan itu.
Sambil makan dia mulai menghubungi satu persatu teman Ji He, setelah menghubungi lima belas orang, akhirnya mendapatkan info yang dia cari.
"Oh Ji He, tadi dia pergi ke gudang belakang pabrik. Katanya mau bertemu orang penting."
Sontak Eun Sik menjatuhkan sumpitnya. "Apa kamu serius? Bertemu orang di gudang?"
"Iya. Aku pikir dia mau menemuimu, atau mungkin menemui …." Kalimat teman lelaki Ji He mendadak berubah menjadi hmmm-an.
"Mungkin menemui siapa? Ayo katakan, aku mohon. Ji He bisa berada dalam bahaya. Ayolah, beritahu aku."
"Aigo, Eun Sik, aku tidak tahu. Bisa saja dia bertemu Kakaknya, adiknya, atau bertemu orang lain, kan? Ah, dia juga bilang katanya akan bertemu dengan kedua orang tuamu."
"Apa si brengsek ada di sekitar sana?" tanya Eun Sik.