Gu Chin Mae masuk ke mobil sambil bersiul, tidak lupa dia mencemooh Doo Doo di sampingnya.
Kedua bagian alis seakan terbang membentuk pelangi ketika senyumnya merekah. Begini cara dia mengajak ribut dengan Doo Doo.
"Apa? Kau minta dihajar?" keluh Doo Doo, meninju perut sekeras triplek Mse Mae, lalu membuang muka. "Cepat berangkat, aku terlambat kerja."
"Supir, berangkat. Kasihan Nona Doo Doo, masih magang, terlambat." Mae Mae bersiul sembsri kakinya menutup dan membuka, mengikuti irama. Benar - benar jahil, dia memancing perhatian Doo Doo dengan cara tidak etis. "Kau cemburu, kan? Ayo mengaku saja."
"Bah, biasa saja. Terserah kau mau dekat dengan gadis mana, bukan urusanku. Kau mati juga aku tidak peduli. Malah enak, tidak ada biang ribut!"
Mae Mae tersenyum manja. Biasanya Doo Doo bicara jika perlu saja, tapi sekarang panjang dan bertenaga dalam intonasinya. Sepertinya dia cemburu dan ini yang Mae Mae tunggu.
