Tawa dari acara dalam TV menggema di ruang keluarga yang terang benderang. Han Hye Rin duduk di sofa putih panjang sambil mengamati jam di dinding.
Pukul sebelas lebih lima belas, tapi Sujun belum pulang. Menghela napas dia mengganti chanel TV, berharap mampu meredakan rasa khawatir dengan menonton acara komedi, tapi tidak, perasaannya kacau kapal Titanic setelah menabrak gunung es.
Bagaimana tidak, larut malam tapi suami belum pulang dan selalu gagal dihubungi.
"Nona, apa makanan di meja makan mau dimasukkan ke kulkas?" tanya wanita asisten rumah tangga.
"Jangan, sebentar lagi Tuan pulang. Dia pasti lapar."
Asisten rumah tangga pergi meninggalkan Hye Rin sendiri menunggu ketidak pastian, sama seperti kemarin.
Semenjak pulang dari Busan, So Sujun sedingin es kutub utara. Dia membisu, menganggap Hye Rin seperti kotoran yang patut dijauhi dan jijik dipandang.