Untuk mengambil hati calon mertua, Hyo So rajin mengunjungi Nyonya Gu. Kali ini dia membeli tas branded dan makanan import. Siapa yang tidak suka benda - benda mahal itu.
Wajah tua Nyonya Gu sumringah. Semangatnya besar ketika menerima hadiah dari Hyo So. Sambil duduk di sofa empuk, dia memeriksa isi kantong plastik putih besar berlambang brand ternama. "Aigo, nak Hyo So tidak usah repot - repot membawa banyak hadiah setiap kali berkunjung kemari."
"Tidak apa - apa, Bu. Anggap ini baktiku sebagai menantu untuk Ibu."
Nyonya terkekeh memandang lembut wanita yang duduk di sofa tunggal sebelah beliau. "Kamu pasti repot. Menjemput cucuku, membantu anakku di kantor. Sekarang kamu juga menemaniku. Sungguh, aku tidak sabar memanggilmu sebagai menantu."
"Ah, ibu. Biasa saja. Ini sudah kewajibanku untuk melayani ibu, suami dan anakku kelak."
"Oh iya, aku dengar kemarin kamu menghabiskan malam dengan anakku, ya, ya kan?" Jari telunjung ibu membentuk gait pancing yang bergerak - gerak.