Tumpukan salju semakin tebal menyelimuti taman samping kamar Yeona dan lebih banyak benda putih itu terjun dari langit.
Pantulan sosok Quan memenuhi nyaris setengah sisi pintu geser kaca di kamar Yeona. Dalam balut jas dia tertunduk sejenak, lalu pelan raut wajah seriusnya terangkat memandang ke depan.
"Dia akan merusak segalanya, Kak. Aku yakin itu."
"Tapi dia tidak melompat ke kubu sebelah, kan? Kamu tidak perlu khawatir."
"Kakak akan menyesal mempercayainya. Lihat saja."
Yeona meneguk syrup anggur yang sembari tadi dia permainkan dalam gelas dingin bertangkai. Kenapa lagi - lagi rencananya terganggu? "Apa maksudmu, Quan? Apa kebencian mempengaruhi penilaianmu terhadap Hoso?"
"Bukan, bukan begitu. Ini lebih gawat dari prediksiku." Terbata suara Quan.
Yeona berbalik badan. Tegang uratnya hingga lepas suara tunggi. "Katakan, ada apa."
Belum juga Quan menjawab, Yeona mendapati beberapa pers merangsak cepat melalui pintu samping menuju gedung utama.