Sementara itu di malam hari yang dingin, Yeona berhasil merebut handphone milik Daegu.
Panik muncul dari raut wajah Daegu. Dia berusaha merebut handphonenya yang Yeona kuasai. "Kembalikan Yeona. Tidak ada yang menarik di sana."
"Nah, pasti Kakak menyembunyikan sesuatu, kan? Jangan berbohong, Kak. Aku bakal marah kalau Kakak seperti ini!"
Mereka bertukar pandang sejenak. Lalu, Daegu kembali berusaha mengambil handphone di tangan wanita itu.
"Baik, aku kembalikan. Tetapi mulai detik ini aku tidak punya Kakak bernama Daegu." Handphone Daegu menanti untuk diambil di tangan Yeona.
Tangan Daegu hendak mengambil, tetapi berhenti di tengah perjalanan. Dia memandang Yeona dengan pandangan datar. Mungkin dia menimbang ancaman Yeona tadi. Lalu, tangannya turun. Sebuah aggukan pelan menjadi pembuka ucapannya.
"Baik, kamu boleh membuka. Dengan satu syarat. Apapun yang kamu baca dan lihat, kamu harus memberiku kesempatan untuk menjelaskan semua. Bagaimana, setuju?"