"Mama!" Suara diiringi cekikikan itu sering terdengar. Ketika menoleh, suara itu hanya fana.
"Mama Yeona!" Walau fana sekalipun, Yeona sangat ingin memeluk Mae Mae, mengecup pipi bakpaonya yang ngangenin.
Bahkan dalam mimpi Yeonna sering menggendong Mae Mae, bermain bersamanya, mendengar curhat si kecil akan sekolah. Terkadang setelah mimpi itu, lanjut dengan mimpi menimang Ayahnya Mae Mae. Mimpi yang selalu membuatnya bergairah.
Rasa kangen memenuhi jiwa Yeona. Dia tidak bisa membendung rasa yang meronta - ronta. Persetan dengan Gu Hyung Jae. Yang penting dia bisa bertemu Mae Mae, sudah cukup.
"Yeona, apa tidak apa - apa kamu pergi ke sana?" Bibi Roti khawatir menekan stir motor sport Yeona. "Ingat, ayahnya tidak mengizinkan kamu bertemu Mae Mae. Apa sebaiknya tidak meminta izin terlebih dahulu?"
"Benar, sebaiknya kamu minta izin dulu," sambung Nara, memberi helm pada Yeona.