Terang lampu lahan parkir rumah sakit Seoul membantu Ara dan Ran Gi memasang sabuk pengaman masing- masing. Mereka bersiap pulang setelah bekerja keras seharian.
"Jadi, kenapa kau mengirim pesan seperti tadi pagi?" Ran Gi menghidupkan mesin mobil.
"Aku takut." Kesal Ara mencoba menghidupkan handphone, tapi tidak kunjung menyala. Semenjak jatuh tadi pagi, benda putih di tangannya sering mati sendiri.
Ran Gi tertawa ringan. Dia menoleh ke belakang, memacu mobil mundur perlahan. "Kau takut pada orang tua? Kau tinggal mendorongnya jika dia macam -macam." Kembali fokus ke depan, dia membawa mobilnya pergi.
"Kau tidak mengenalnya, Ran Gi. Dia iblis. Kau tahu, Yui binasah karenanya. Mendiang ibu juga kehilangan nyawa lantaran wanita keji itu. Lumrah aku takut, kan, berduaan dengannya dalam ruang."
"Maaf. Aku tidak tahu jika dia sejahat itu. Kalau aku tahu, sudah aku usir dia."