"Mengecewakan. Kau pengacara hebat, tapi kehilangan barang bukti. Dengar, kita punya batasan waktu di pengadilan. Baiklah, karena aku sedang berbaik hati, aku beri waktu sepuluh menit." Hakim melepas kaca mata baca, berdecak kecil sambil menggeleng.
Hyung Jae gusar gagal menyembunyikan kekecewaan. Padahal para polisi telah bekerja keras menjaga barang bukti, tetapi dalam menit terakhir semua menghilang ditelan angin.
Dia menoleh memandang Lu Baek Yeon dan tim pengacaranya. Mereka tertawa - tawa merayakan kemenangan prematur mereka. Siapa yang bisa Hyung Jae salahkan? Hyk So? Ja Ja? Diri sendiri.
"Maaf, maaf, semua karena aku lalai," Hyo So sampai menahan tangis. Matanya berkaca - kaca. Dia meremas telapak tangan Hyung Jae di bawah meja.
Dia tulus meneteskan air mata. Bagaimana bisa Hyung Jae menyalahkannya? Tepukan lembut ke pundak Hyo So mungkin bisa meredam perasaan bersalahnya. "Kau telah banyak berkorban. Kau telah melakukan yang terbaik."