Hari berganti. Lu Baek Yeon belum bersiap - siap untuk menghadiri persidangannya. Dia sibuk dengan hobinya di rumah.
Suara piano menghibur telinga siapapun yang berada di ruang tengah kediaman Lu Baek Yeon. Pemilik rumah berpakaian kaos polo dan celana tenis, dengan santai bermain piano.
"Ada apa dengan wajahmu? Kau terjatuh atau berkelahi?" selidik Lu Baek Yeon sambil tertawa ringkih mengamati adiknya.
"Bedebah itu menghajarku."
"Siapa?"
"Gu Hyung Jae. Awas saja dia, suatu saat akan kubalas."
Tawa Lu Baek kembali terdengar. "Apa kau balas membuat dia babak belur? Ah, aku rasa tidak. Dia jago Boxing, sementara kau?" Lagi - lagi tawanya keluar, kali ini menghina.
"Teruslah begitu, kau akan kehilangan teman."
"Ok maaf. Kau tennag saja, aku akan konsultasi dengan Tuan Han. Dia pasti bisa memakai dengan baik 'kecelakaan' kalian berdua kelak di pengadilan hak asuh anak."