Yeona mengangkat telepon. Sengaja dia enggan pergi, dia ingin Sujun tahu ada lelaki lain yang mendekatinya.
"Hei, kenaoa menghilang? Giliran take mu. Lekas kembaki. Kanu di mana?"
"Kafe Litium. Ada aoa Sayang?"
Sontak Sujun menjadibkesal mendengarvkalinat tadi. Matanya meruncing, membuang wajah memandang jalan.
"Aku jemput, ya. Tunggu." Chin Hwa menutup telepon begitu saja. Sungguh menyebalkan.
Yeona memoerpanjang percakapan. "Sayang, tidak perlu. Aku sudah makan. Kamu tenang saja, ja. Muah." Dia tersenyum lembut, cukup puas mengamati kegusaran di wajah Sujun.
"Maaf, Hyung Jae menghubungi."
"Kau memanggilnya dengan sayang?"
"Ada apa. Katakan, aoa yang hendak kanu katakan tadi."
"Setelah bercerai, aku ingin segera menikah. Bagaimana denganmu?" Sujun menunggu jawaban dengan penuh harap.
Mungkin dulu, ketika Yeona belum begitu tersakiti dia akan bilang ingin menikah dan membangun keluarga dengan Sujun. Sekarang, terlambat.
