"Me - menikah?" Seketika Yeona gugup mendengar permintaan dari Hyung Jae. Bibirnya bergerak - gerak kecil dengan suara tidak jelas.
"Iya, menikah."
Menikah adalah sesuatu yang sakral. Bagi Yeona, menikah adalah kegiatan mengikat dua insan manusia dalam hubungan rumah tangga dan dia mau, hanya terjadi sekali seumur hidup.
Lagi pula bukannya Hyung Jae sudah mendapat jawaban dari ajakannya itu? Kenapa sekarang mendesak lagi? Kaum lelaki memang aneh ….
"Aku serius." Hyung Jae kata. Mungkin dia mengira sikap aneh Yeona lantaran wanita itu mengira ajakannya hanya omong kosong.
Nyatanya, dari tatapan mata Hyung Jae, Yeona tahu dia serius. Tetapi bukan serius atau tidak serius masalahnya.
"Ini terlalu cepat. A-aku butuh waktu memikirkannya. Lagipula kenapa mengejarku terus. Jawabanku masih sama. Nanti. Mikir dulu. Apa itu kurang untukmu?" Dia berkicau lantaran bingung.
