Hyung Jae menganggap ajakan Chin Hwa sebagai angin malam, masuk telinga kanan, keluar lewat kiri.
Dia benci memancing. Pergi bersama chin Hwa untuk memancing, kombinasi dua hal yang tidak pernah dia pikirkan, bahkan dalam mimpi sekalipun.
Jari - jari Yeona jatuh ke lengannya seperti air hangat, berjalan di antara bulu - bulu halus, naik ke pundak. Wanita itu tersenyum menggoda. Pasti ada maunya dan prediksi Hyung Jae, Yeona ingin dia pergi bersama Chin Hwa.
"Nanti aku pikirkan tawarannya." Hyung Jae fokus pada layar laptop.
"Bagus. Aku tunggu besok pagi di dermaga." Seperti yakin saja Chin Hwa jika jawabannya 'setuju'. Apa dia tidak bisa membaca makna kalimat nanti aku pikirkan?
Chin Hwa enggan pergi, seperti nyamuk nakal mengganggu. Padahal Hyung Jae ingin berdua saja dengan Yeona.
"Chin Hwa, aku juga ingin minuman seperti yang kalian minum." Yeona memandang mug di tangan pemuda itu. "Bisa buatkan untukku?"