Bagaimanapun juga terdapat memori diantara Yeona, Tuan, dan Nyonya Han. Mereka pernah tinggal satu atap dan pernah menjalin hubungan keluarga.
Tuan Han pernah tertawa bahagia ketika Yeona diterima masuk universitas kedokteran. Dia pernah memuji dan entah sengaja atau tidak, bilang, bersyukur punya anak seperti Yeona. Beliau juga pernah berucap, Yeona seperti ibunya, jago dalam hal merawat orang. Tuan pernah berujar, Yeona akan menjadi dokter hebat suatu hari kelak.
Lalu Nyonya Han, walau tiada hubungan darah di antara mereka, beliau hingga detik terakhir Yeona berada di rumah keluarga Han merupakan sosok hangat yang baik, penyayang, dan selalu mendukung Yeona. Sosok yang peduli kepadanya.
Tanpa Yeona sadari air mata mengucur membasahi pipi. Dia mempercepat langkah supaya tidak ketahuan menangis, supaya tidak ketahuan jika dia lemah di depan musuhnya.