Lova mengira jika hari buruknya akan segera berakhir. Namun, ternyata dia salah besar dan semua harapannya punah setelah dia melihat kedatangan Susanti ke rumahnya sore ini. Awalnya dia tidak mau menggubris kedatangannya tetapi wanita tua ini benar-benar kokoh ingin menemuinya. Dia juga tidak bisa mengabaikan kedatangannya, setidaknya harus ada secangkir teh untuk menemani kegiatan mereka berbicara.
"Maaf karena aku mengganggu waktu istirahat, Nak Lova." Susanti mulai berbicara dengan begitu lembut. Kata-kata yang keluar dari celah bibirnya, benar-benar terdengar nyaman masuk ke dalam lubang telinga.
Lova memang membenci wanita ini juga putrinya. Akan tetapi, dia tidak bisa berlaku kasar atau mengusirnya seperti sama saat Ranu datang kemari.