"Jika aku bisa menggantikannya aku pasti akan menghentikannya!" Mayya tiba-tiba saja meninggikan ada bicaranya. Akan tetapi, dirinya tidak bisa benar-benar marah pada Lova. Dia hanya berusaha untuk memberontak dan menunjukkan sisi rasa sakit yang dia punya.
Mayya masih dengan tetesan air mata yang membasahi pipinya. "Jika saja aku bisa menghentikan dia dan dia mau menuruti kata-kataku, semua kesalahan ini tidak terjadi."
Lova langsung terdiam setelah mendengar kalimat itu. Sejak awal permasalahan sampai sekarang, dia tidak pernah tahu 100% atau utuh cerita atas hubungan suaminya dengan wanita itu.
Lova hanya berorientasi pada semua bukti yang dia punya. Dia bertindak sesuai dengan apa yang dikatakan oleh hatinya tanpa mau mendengarkan masukan dari orang lain.
Ini memang terdengar egois, tetapi hanya itu yang bisa dia lakukan untuk menghindari rasa sakit dan kebimbangan luar biasa di dalam hatinya.