Zera memandang pria yang harus di depannya tanpa henti. Tidak ada waktu untuk berkedip seakan-akan dia takut kalau Karan akan menghilang dari hadapannya.
"Katakan padaku kenapa pagi ini tiba-tiba kamu mengajakku bertemu?" tanyanya. Zera menghela napas panjang. "Jangan bilang untuk membicarakan hal yang tidak perlu. Sudah kukatakan Kalau hari ini aku banyak pasien."
Karan mengulum salivanya. Dia berusaha untuk berani memandang sepasang mata Zera. Namun, semuanya terasa sia-sia saja. Faktanya, dia tidak punya keberanian lebih dari ini
"Dari tadi kamu hanya diam tanpa mau berbicara," katanya lagi. "Haruskah aku yang memulai pembicaraan padahal kamu yang meminta untuk bertemu hari ini."
Karan memaksakan diri untuk menatap Zera. "Zera," panggilnya. "Aku ingin mengatakan sesuatu padamu dan aku harap kamu mau mendengarnya lalu kamu mau mengerti."
