Pritam menatap putranya yang tertidur di atas ranjang. Dia mulai berjalan mendekat dan mencium kening putranya dengan perlahan-lahan. Pria itu duduk tak jauh dari sana sembari terus memandang wajah putranya.
"Dia sangat mirip denganku kan?" Pritam bergumam. "Wajahnya sangat tampan. Aku yakin jika besar nanti dia pasti mudah untuk meluluhkan hati kaum hawa," celetuknya. Sesekali Pritam tertawa lega melihatnya.
Lova yang berdiri di ambang pintu sesekali memalingkan pandangan matanya. Dia benar-benar tidak tega melihat pemandangan yang ada di depannya. Faktanya, dia memang tidak bisa sepenuhnya melepas suaminya.
Jika saja pernikahannya tidak dikaruniai seorang putra, maka akan sangat mudah untuk mengakhiri apa yang sudah berlangsung. Dia hanya tinggal mengatakan kalau dirinya ingin dipulangkan ke rumah orang tua dan mengakhiri hubungan pernikahan mereka.
