"Aku akan terus berada di sisimu, Lova."
Kalimat itu benar-benar membuat rupa diam seribu bahasa. Tidak ada kata-kata yang terlontar keluar dari celah bibirnya, dia serius dengan kalimat bahwa dirinya mati kutu sekarang.
"Aku tahu ini akan terdengar sedikit canggung, tetapi aku lebih mementingkan dirimu." Karan mengimbuhkan lagi. "Aku tidak peduli apa kata orang yang ada di luar sana, tetapi kamu tidak punya siapa-siapa di sini."
Lova tersenyum. "Aku jadi ingat sahabatku yang meninggal dunia. Sampai sekarang kematiannya jadi misteri, Aku tidak yakin kalau dia benar-benar mati karena dirampok. Tetapi aku tidak punya apapun untuk menyelidikinya. Rasa-rasanya seperti makan buah simalakama, kepercayaanku sendirilah yang membuatku begini."
"Karan ...." Lova kini memandangnya dengan seksama. "Jangan bantu aku terlalu berlebihan, itu tidak baik."
